Kompas TV regional sumatra

Evakuasi Korban Tambang Longsor di Solok Masih Berjalan, Terapkan Cara Estafet

Kompas.tv - 28 September 2024, 11:40 WIB
evakuasi-korban-tambang-longsor-di-solok-masih-berjalan-terapkan-cara-estafet
Warga bersama personel Basarnas saat mengevakuasi korban selamat longsor di lokasi tambang emas yang diduga ilegal di Kabupaten Solok, Jumat dini hari (27/9/2024). (Sumber: ANTARA/Muhammad Zulfikar.)
Penulis : Isnaya Helmi | Editor : Desy Afrianti

SOLOK, KOMPAS.TV - Proses evakuasi korban yang tertimbun longsor di kawasan pertambangan di Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat (Sumbar) terus dilakukan Tim SAR gabungan pada Sabtu (28/9/2024).

Kepala Seksi Operasi dan Siaga (Kasi Ops) Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang, Hendri menyebut dalam proses evakuasi korban, tim gabungan menerapkan cara estafet.

"Kami menggunakan sistem estafet dalam mengevakuasi korban," kata Kepala Seksi Operasi dan Siaga (Kasi Ops) Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang, Hendri di Kabupaten Solok, Sabtu.

Hendri menjelaskan penerapan sistem estafet ditujukan untuk mempermudah dan mempercepat para korban yang masih terjebak atau tertimbun tanah longsor di lokasi tambang emas, mengingat medan yang yang dilalui tergolong berat dan sulit dijangkau.

"Mudah-mudah dengan cara estafet ini korban lebih cepat tiba di titik aman," ujarnya, dikutip dari Antara.

Sementara itu, berdasarkan laporan Jurnalis Kompas Tv, Rio Johanes, dalam data terbaru BPBD Kabupaten Solok, terdapat 11 orang meninggal akibat longsor tersebut.

Sementara untuk korban luka, terdapat delapan orang  luka berat, dan tiga orang luka sedang.

Sebelumnya diberitakan, korban tewas dari musibah longsor tambang ini berjumlah 15 orang. Sementara korban yang tengah dicarinya berjumlah 25 orang.

Baca Juga: Longsor Tambang Emas di Kabupaten Solok, BPBD Pastikan 15 KorbanTewas dan 25 Orang Masih Terjebak

Hal senada disampaikan Wali Nagari atau Kepala Desa Sungai Abu, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatera Barat (Sumbar) Padri Wanto yang menyebut korban meninggal akibat longsor tersebut ada 11 orang.

"Hingga malam ini pukul 23.44 WIB jumlah korban yang terdata meninggal dunia sebanyak 11 orang," kata  Padri, Jumat dini hari (27/9), dikutip dari Antara.

Padri mengatakan kondisi medan yang tidak bisa diakses oleh kendaraan roda empat maupun roda dua menjadi kendala utama proses evakuasi para korban oleh masyarakat, relawan dan tim gabungan.

Diberitakan sebelumnya, peristiwa longsor itu terjadi pada Kamis (26/9/2024) sore, di lubang bekas galian tambang lama di Nagari Sungai Abu.

Mengutip keterangan tertulis Kantor Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas) Padang, pihaknya menerima informasi mengenai peristiwa itu pada Jumat, (27/9) Pukul 14.10 WIB.

“Estimasi waktu kejadian, Kamis, 26 September 2024 pukul 17.00 WIB,” demikian tertulis dalam keterangan tersebut yang diterima Kompas.tv, Jumat (27/9).

Mengenai jumlah korban akibat peristiwa longsor tersebut, pihak Basarnas Padang belum mendapatkan informasi lebih lanjut.


Namun, berdasarkan laporan yang diterima oleh pihak Basarnas Padang, disebutkan bahwa ada sejumlah orang yang tertimbun.

Kasi Ops Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Padang, Hendri menyebut proses evakuasi terkendala cuaca, medan yang berat, dan jauhnya lokasi kejadian ke lokasi aman.

"Proses evakuasi membutuhkan waktu yang agak lama," ujarnya, Jumat.

Baca Juga: BNPB Sebut Proses Pencarian dan Evakuasi Korban Longsor di Solok Terkendala Kondisi Medan




Sumber : Kompas TV/Antara.




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x