MAJENE, KOMPAS.TV - Sebanyak 40 dari 42 balita di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang sempat diduga keracunan bubur pencegah stunting kini telah dinyatakan sembuh dan dipulangkan ke rumah masing-masing.
Kepala UPTD Puskesmas Pamboang, Taslim Mannan, mengatakan bahwa saat ini sudah tidak ada lagi balita yang dirawat di Puskesmas Pamboang akibat keracunan bubur pencegah stunting.
“Sudah pulang semua. Sudah baik semua KU-nya (keadaan umum). Sudah tidak ada diare, sudah sembuh semua,” kata Taslim, Rabu (8/5/2024).
Baca Juga: 42 Balita di Majene Keracunan usai Makan Bubur Program Pencegahan Stunting, Polisi Periksa 3 Saksi
Balita terakhir yang dirawat di Puskesmas Pamboang sudang keluar pada Rabu pukul 12.00 WITA. Sementara 39 balita lainnya telah pulang sejak Selasa (7/5/2024).
Adapun dua pasien yang sebelumnya mengalami gejala muntah berat sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majene. Taslim bilang, kedua pasien tersebut juga sudah mulai membaik.
"Karena kita selalu berkomunikasi dengan dokter ahli di rumah sakit, informasinya sudah membaik juga," ucap Taslim, seperti dikutip dari Kompas.com.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 42 balita, baduta, hingga orang dewasa diduga mengalami keracunan usai makan bubur pencegah stunting dan dilarikan ke Puskesmas Pamboang, Senin (6/5/2024).
Mereka memakan bubur tersebut dalam acara peluncuran program pemberian makanan tambahan berbasis lokal yang digelar oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).
Puluhan balita bersama orang tuanya mendatangi Puskesmas Pamboang untuk mendapatkan pertolongan usai mengalami gejala keracunan, seperti lemas, mual, mencret, dan muntah.
Baca Juga: 42 Balita Diduga Keracunan Bubur Pencegah Stunting di Majene, BPOM Temukan Bakteri Ini
Kepala BPOM Mamuju Suliyanto mengatakan bahwa berdasarkan hasil uji laboratorium, sampel bubur tersebut mengandung bakteri Escherichia coli alias E. coli.
“Kalau dilihat dari hasil ujinya, sementara ditemukan E. coli ya. Mikrobiologi E. coli biasanya yang menyebabkan diare dan sebagainya,” kata Suliyanto, Rabu (8/5/2024).
Namun demikian, BPOM belum bisa menyimpulkan penyebab balita keracunan karena sampel bubur yang diuji sudah basi.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.