JAKARTA, KOMPAS.TV - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengungkap penyebab gempa bumi magnitudo 4,5 yang mengguncang Kota Sampit Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Senin (30/10/2023) pukul 01.21 WIB.
Daryono menjelaskan, gempa bumi tersebut merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.
Menurut Daryono, gempa di Sampit, Kalimantan Tengah itu dipicu oleh aktivitas sesar aktif yang belum terpetakan.
"Kalau sampai memicu gempa Mag 4,5 artinya sumber gempa sesar aktif tersebut memang sudah ada di Kab Kotawaringin Kalteng sejak lama. Hanya sekarang saja baru rilis energi gempa," tulis Daryono dalam akun X @daryonobmkg, Senin.
Baca Juga: Densus 88 Mabes Polri Geledah Dua Rumah Terduga Teroris
Daryono menambahkan, gempa itu dirasakan di Kecamatan Cempaga, Kotawaringin Timur, dan Kecamatan Mentawa Baru, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, dengan skala III MMI.
Artinya, getaran gempa itu nyata dirasakan di dalam rumah atau terasa getaran seakan-akan ada truk lewat.
”Dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami,” kata Daryono.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotawaringin Timur Multazam menjelaskan, berdasarkan hasil pengecekan, tidak ada laporan korban jiwa ataupun terluka akibat gempa itu.
Kerusakan dilaporkan hanya terjadi di sebuah masjid dilaporkan mengalami kerusakan, yakni terlepasnya beberapa keramik di bagian tiang masjid.
”Kalau cerita dari masyarakat, tadi malam mereka memang berhamburan keluar rumah. Saat sudah tenang, mereka kembali masuk ke rumah,” kata Multazam, Senin, dikutip dari Kompas.id.
Baca Juga: Simulasi Kebencanaan Gempa Bumi Digelar Di Sekolah Dasar
Multazam menyebut, gempa ini merupakan yang pertama kali dirasakan masyarakat Kotawaringin Timur.
Setelah peristiwa itu, BPBD Kotawaringin Timur akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk mengantisipasi gempa bumi.
”Paling tidak kami harapkan kemampuan masyarakat untuk menyelamatkan diri dulu. Yang jelas gempa ini baru pertama kali dirasakan oleh masyarakat Kotawaringin Timur. Secara teknis, mungkin nanti BMKG atau instansi terkait yang akan menjawab semua tentang kejadian ini,” tutur Multazam.
Berdasarkan catatan Kompas, ini merupakan gempa kedua yang pernah terjadi dalam lima tahun terakhir di Kalteng.
Pada 2018, gempa dengan Magnitudo 4,2 pernah terjadi di Kabupaten Katingan.
Pusat gempa itu berjarak 70 km barat laut Kota Palangkaraya, dengan kedalaman 5 km.
Namun, gempa itu tidak dirasakan masyarakat.
Sumber : Kompas TV, Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.