JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak keluarga A (7), bocah yang meninggal usai menjalani operasi amandel dan didiagnosis mengalami mati batang otak, melaporkan delapan orang dari Rumah Sakit Kartika Husada Jatiasih, Bekasi, Jawa Barat.
Kedelapan orang tersebut antara lain dokter anastesi, dokter THT, dokter spesialis anak, hingga direktur RS, dilaporkan atas dugaan malapraktik.
Kuasa hukum keluarga A, Cahaya Christmanto, kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Senin (2/10/2023), menyebut laporan itu teregistrasi dengan nomor: STTLP/B/5814/IX/2023/SPKT/POLDA METRO JAYA.
"Yang di mana itu (laporan) tentang undang-undang kesehatan dan kedua tentang perlindungan konsumen," kata dia.
Ia berharap Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya segera menyelidiki kasus ini dan pihak RS Kartika Husada Jatiasih mengikuti proses hukum.
"Kami mengharapkan kembali kepada Ditreskrimsus Polda Metro Jaya untuk segera mengambil keputusan ini, mengambil tindakan cepat agar pihak RS memberikan respons yang cepat juga," imbuhnya, dikutip Kompas.com.
Bocah A meninggal dunia pada Senin (2/10/2023) pukul 18.45 WIB. Sebelumnya, ia didiagnosis mati batang otak usai menjalani operasi amandel pada Selasa, 19 September 2023.
Baca Juga: Ini Penyebab dan Gejala Gejala Kista di Batang Otak seperti yang Diderita Sarwendah
Albert Francis, ayah dari A, berharap tidak ada lagi anak-anak lain yang bernasib sama seperti anaknya.
"Saya saat ini mewakili Alvaro, semoga ini yang terakhir," ujar Albert di Rumah Sakit (RS) Kartika Husada Jatiasih, Senin malam, dikutip Kompas.com.
Dia berharap hal yang dialami anaknya menjadi pembelajaran untuk semua pihak, baik orang tua maupun pihak rumah sakit.
"Bisa menjadi pelajaran bagi kita semua, baik rumah sakit, orang tua, ataupun kita semua sebagai masyarakat," jelasnya.
Hingga putranya meninggal dunia, Albert belum mendapatkan kepastian penyebab anaknya didiagnosis mati batang otak usai operasi amandel.
"Tidak ada penjelasan medis secara pasti, yang ada hanya dijelaskan ini adalah risiko operasi," ujarnya.
Sebagai informasi, A awalnya mengalami penyakit amandel yang sudah membesar dan disarankan diangkat.
Namun, usai operasi, kondisi A terus menurun, sempat mengalami henti napas dan henti jantung. A kemudian dirawat di ruang intensif.
Selanjutnya, beberapa hari kemudian, tim dokter mendiagnosis A mengalami mati batang otak.
Tanggapan RS Kartika Husada Jatiasih
Pihak RS Kartika Husada Jatiasih melalui perwakilannya, Rahma Indah Permatasari, mengatakan operasi amandel A yang dilakukan pada Selasa, 19 September 2023, sudah sesuai prosedur.
Namun, kata dia, terjadi hal yang tidak diinginkan usai operasi.
"Tindakan operasi sudah sesuai prosedur pelayanan dan operasi berjalan lancar. Tapi di ruang pemulihan terjadi keadaan yang tidak diinginkan," ujarnya, Jumat (29/9/2023), dikutip Kompas.com.
Menurut dia, salah satu risiko pembiusan pada tindakan operasi adalah terjadinya henti napas seperti yang dialami A.
"Kami melakukan tindakan pertolongan pertama sampai akhirnya bernapas normal dan perawatan dilanjutkan di ruang intensive," ujarnya, dilansir Kompas.com.
Pihaknya, kata dia, sudah berupaya memberikan perawatan semaksimal mungkin, namun kondisi A terus menurun.
Baca Juga: Pasca Operasi Amandel, PMI Koma Di Polandia
"Kondisi pasien tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pada perawatan hari keempat, tim dokter mendiagnosis pasien diduga mengalami mati batang otak secara klinis dengan melakukan beberapa pemeriksaan," jelasnya.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.