Kompas TV regional kalimantan

Soal Kematian Pengawal Kapolda Kaltara, Anton Charliyan: Agak Janggal Kalau Bersihkan Senjata

Kompas.tv - 28 September 2023, 19:51 WIB
soal-kematian-pengawal-kapolda-kaltara-anton-charliyan-agak-janggal-kalau-bersihkan-senjata
Anton Charliyan menilai janggal jika Brigadir SH, pengawal pribadi Kapolda Kalimantan Utara, meninggal tertembak saat membersihkan senjatanya sendiri. (Sumber: Tangkapan layar Kompas TV)
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Mantan Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Barat (Jabar) Anton Charliyan menilai janggal jika Brigadir SH, pengawal pribadi Kapolda Kalimantan Utara, meninggal tertembak saat membersihkan senjatanya sendiri.

Pendapat itu disampaikan Anton Charliyan dalam diskusi Kompas Petang, Kompas TV, Kamis (28/9/2023).

“Kalau saya lihat dari berbagai media, yang bersangkutan ini sedang membersihkan senjata,” tuturnya.

“Kalau alasannya membersihkan senjata, memang agak janggal ya, karena  membersihkan senjata itu ada prosedurnya,” tambah Anton.

Ia juga mempertanyakan alat bukti berupa peralatan yang digunakan sebagai pembersih senjata api korban.

“Juga kita bisa melihat adakah alat bukti yang merupakan alat pembersih senjata?”

Baca Juga: Kompolnas Kawal Kasus Kematian Ajudan Kapolda Kaltara

“Kemudian saya dengar juga di sini, proyektil belum ketemu. Nah di sini juga sangat menentukan proyektil itu, apakah dari jarak dekat, jarak jauh, atau bagaimana,” tambahnya.

Ia kemudian menyebut dua kemungkinan lain pada kematian korban, yakni kemungkinan bunuh diri atau menjadi korban pembunuhan.

“Jadi penyebab kematian ini ada dua. Bisa saja akibat bunuh diri, atau bisa saja akibat orang lain.Ini kita perlu menajamkan penyelidikan itu.”

Dalam dialog tersebut, Anton juga menyatakan bahwa rekaman kamera pengawas atau CCTV bisa menjadi alat bukti petunjuk.

“CCTV itu  kan sebagai alat bukti yang disebut petunjuk. Saya kira CCTV itu penting untuk menentukan saat kejadian yang disebut tempus delicti, jaditidak harus di dalam saja.”

“Kita bisa melihat kapan korban itu masuk dan kapan korban itu keluar,” imbuhnya.

Jika pada jeda waktu korban keluar dan masuk kamar tersebut tidak ada orang lain yang juga masuk ke kamar, kata Anton, maka kemungkinan korban sendirian di dalam kamar.

“Nah, di antara keluar dan masuk ini, ada orang masuk atau tidak? Kalau tidak ada berarti tidak ada orang di ruangan itu.”

“Atau setelah korban jadi mayat, adakah orang yang keluar dari kamar tersebut, kalau ada orang yang keluar dari kamar tesebut, bisa diduga orang tersebut adalah yang melakukan.

Sebelumnya, Kompas.TV memberitakan, Brigadir SH alias Setyo Herlambang ditemukan tewas bersimbah darah di dalam kamar di rumah dinas Kapolda Kaltara Irjen Daniel Aditya.

Tepat di samping jenazah tergeletak senjata api jenis HS-9 dengan nomor senpi: HS178837, inventaris dinas.

Baca Juga: Soal Kasus Kematian Pengawal Pribadinya, Kapolda Kaltara: Jika Dibutuhkan, Saya Siap Diklarifikasi

Ia ditemukan meninggal dunia di kamar rumah dinas ajudan sekira pukul 13.10 WITA, Jumat (22/9).

Dugaan sementara, Setyo tewas karena lalai saat membersihkan senjata miliknya di dalam kamar.


 

Sementara itu, berdasarkan hasil autopsi jenazah di Rumah Sakit Bhayangkara Jawa Tengah, disebutkan Brigadir Setyo Herlambang tewas karena luka tembak pada dada sebelah kiri hingga mengenai jantung dan paru-paru.




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x