BANDUNG, KOMPAS.TV - PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop II Bandung memastikan sarana dan prasarana kereta feeder atau pengumpan yang menunjang operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) sudah siap 100 persen.
"Kalau Daop II sendiri untuk yang dalam wewenang dan bagiannya itu sudah 100 persen," kata Manajer Humas PT KAI Daop 2 Bandung Mahendro Trang Bawono di Stasiun Bandung, Rabu (13/9/2023).
"Jadi, sarana sudah siap, prasarana sudah siap, dan fasilitas pendukung pelayanan sudah siap," jelasnya.
Mahendro menerangkan, pihaknya menyiapkan lima rangkaian kereta feeder. Satu rangkaian kereta feeder itu terdiri dari empat kereta dengan kapasitas 200 orang
Meski begitu, ia mengungkapkan, baru ada empat rangkaian kereta feeder di Bandung, sedangkan satu kereta masih berada di Yogyakarta.
Baca Juga: Jokowi Perdana Jajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung setelah 4 Kali Tinjau Proyek: Inilah Peradaban
"Jadi, kalau proyeksinya itu nanti ada lima rangkaian KA feeder, tapi yang sudah ada di Bandung itu baru empat, satu masih di Yogyakarta," terangnya.
Pola operasinya, jelas dia, ada dua multiple unit dan satu single unit.
"Jadi, dari satu rangkaian kereta feeder itu ada empat kereta," ujarnya.
Ia juga mengatakan, jam operasional kereta feeder akan disesuaikan dengan jam operasional dari kereta cepat.
"Fungsinya KA feeder ini kan pendukung konektivitas KCJB (Kereta Cepat Jakarta-Bandung), jadi nanti akan menyesuaikan, tinggal nanti KCJB-nya jam berapa," tuturnya, dilansir dari Antara.
Kereta feeder merupakan kereta disel elektrik, untuk pengumpan kereta cepat Jakarta-Bandung yang menghubungkan Stasiun Utama Kereta Cepat di Padalarang dengan stasiun feeder di Kota Cimahi dan Bandung.
Nantinya, akan ada 36 perjalanan pulang pergi dari Padalarang-Bandung dengan headway (waktu tunggu antarkereta api) 25 menit sekali.
Kereta feeder membutuhkan waktu tempuh sekitar 19 sampai 20 menit dari Stasiun Padalarang ke Bandung.
Baca Juga: Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tak Disubsidi, Lebih Murah Mana dengan Argo Parahyangan?
Pada Rabu (13/9/2023) pagi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencoba KCJB bersama rombongan.
Presiden dan rombongan berangkat dari Stasiun Halim pukul 09.00 WIB menuju Stasiun Padalarang di Kabupaten Bandung Barat dengan waktu tempuh selama 30 menit.
Sesampainya di Stasiun Padalarang pada pukul 09.35 WIB, rombongan transit dan melanjutkan perjalanan ke pusat Kota Bandung menggunakan Kereta Feeder.
"Nyaman, dan pada kecepatan tadi 350 (km/jam) tidak terasa sama sekali, baik saat duduk maupun saat berjalan. Sehingga inilah peradaban, kecepatan,” kata Jokowi kepada wartawan di Stasiun KCJB Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat.
Ia berharap, kehadiran moda transportasi kereta cepat dapat meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan transportasi umum guna mengurangi kemacetan hingga polusi udara di Jakarta, Bandung, dan sekitarnya.
“Karena setiap tahun kita kehilangan karena macet di Jabodetabek dan Bandung itu sudah lebih dari Rp100 triliun,” kata Presiden Jokowi.
Terkait tarif KCJB, Jokowi mengatakan dirinya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak manajemen.
“Nanti yang menentukan juga manajemen Kereta Cepat berdasarkan juga nanti tentu saja konsultasi dengan Kementerian Perhubungan,” jelasnya.
Meski tak disubsidi pemerintah, Jokowi mengatakan tarif KCJB akan melalui proses kalkulasi yang matang, sehingga tetap terjangkau.
“Tapi apa pun, yang paling penting kita ini mendorong agar masyarakat berpindah dari mobil ke transportasi massal, baik itu kereta cepat, MRT, LRT, bus,” pungkasnya.
Sumber : Kompas TV/Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.