YOGYAKARTA, KOMPAS.TV – Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial Kabupaten Sleman menanggung biaya pengobatan 42 warga yang keracunan makanan.
Kustini mengaku telah memerintahkan kepala dinas terkait untuk mengurus pengobatan para korban tersebut.
"Seluruh korban kita tanggung biayanya baik itu di faskes pemerintah maupun swasta,” jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa (27/6/2023), dikutip Kompas.com.
“Saya sudah perintahkan dinas terkait untuk mengurusi ini (korban keracunan) dengan JPS kesehatan (jaring pengaman sosial)," tambahnya.
Keempat puluh dua warga Karang Tengah, Kalurahan Nogotirto, Kapanewon Gamping, Kabupaten Sleman, tersebut mengalami gejala keracunan setelah menyantap gulai kambing usai kegiatan bersih-bersih untuk persiapan Iduladha, Minggu (25/6/2023).
Baca Juga: Usai Menyantap Sarapan, 27 Santri di Bandung Barat Alami Gejala Keracunan
Dari 42 warga tersebut, 37 orang sempat diobati di puskesmas dan empat lainnya diperiksa ke rumah sakit.
Kustini menambahkan, tim dari puskesmas serta dinas kesehatan telah menginvestigasi dan mengambil sampel makanan dan air, untuk mengetahui penyebab peristiwa tersebut.
"Kenapa sampel air kita ambil juga karena ada informasi dari keluarga yang memberikan sedekah makanan ini juga pernah mengalami kejadian diare sampai 4 kali. Sehingga perlu kita periksa air bersih dan air minumnya," ucapnya.
Pemkab Sleman, lanjut Kustini, juga membuka posko pengobatan di lokasi usai mendapatkan informasi kejadian tersebut.
Pihaknya melalui Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, kata Kustini, telah menerbitkan surat edaran ke seluruh puskesmas mengenai Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan yang mulai berlaku pada Senin (26/6/2023) lalu.
Surat edaran tersebut mencakup enam poin, antara lain Puskemas wajib melakukan penyelidikan epidemiologi, penyelidikan epidemiologi KLB keracunan pangan dapat dilakukan terhadap korban dan seluruh aspek yang terkait higiene sanitasi pangan.
Penanganan dan pengobatan dilakukan sesuai dengan kemampuan puskesmas.
Selanjutnya puskesmas wajib melakukan pengambilan dan pengiriman spesimen ke BLKK Yogyakarta, puskesmas wajib memberikan laporan serta hasil penyelidikan ke Dinas Kesehatan Sleman.
Puskesmas juga diminta mensosialisasikan 5 kunci keamanan pangan di tatanan rumah tangga.
"Melalui surat edaran ini kami akan minta puskesmas untuk dapat bersiap bila mana terjadi kejadian serupa (keracunan pangan) sudah ada standar dan langkah yang harus dilakukan agar penanganan bisa secara maksimal," tegasnya.
Sebelumnya, 42 orang warga mengalami gejala keracunan makanan.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Gamping, Kompol Surahman membenarkan peristiwa tersebut.
"Iya benar, yang keracunan ada 42 orang," ujar Kompol Surahman, Senin (26/6/2023).
Menurutnya, dari 42 orang tersebut sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan.
"Empat orang dirawat di rumah sakit, tapi sekarang tinggal satu orang (dirawat di rumah sakit)," ucapnya.
Baca Juga: Puluhan Pegawai Dinas Peternakan Keracunan Makanan
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (25/06/2023) saat warga bersih-bersih untuk persiapan Iduladha.
Mereka menyantap hidangan berupa gulai kambing.
Usai beberapa saat menyantap hidangan tersebut, warga kemudian merasakan mual dan pusing. Namun ada juga warga yang tidak mengalami mual dan pusing.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.