Ditemukan sejumlah poin yang perlu ditindaklanjuti dengan solusi yang tepat. Seperti terhadap tiga hal utama yakni, Pertama tentang kesadaran masyarakat yang kurang tentang pentingnya imunisasi.
Kedua berita hoax tentang imunisasi dan yang ketiga adalah masih adanya masyarakat yang menolak imunisasi.
Baca Juga: Berbagi Semangat, Tim Kompas TV Banjarmasin Sharing Tentang Broadcasting di Pesantren Ramadan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin melalui Kabid P2P ( Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) dr Bandiyah Ma'rifah menyebut sejumlah langkah dilakukan untuk menyikapi sejumlah persoalan yang menjadi kendala pelaksanaan program imunisasi di Kota Seribu Sungai ini. Termasuk pertemuan lintas sektor dan program dengan melibatkan MUI, Dewan Kelurahan, Kemenag, tokoh masyarakat, penyuluh agama, Dinas Pendidikan, Tim Penggerak PKK , kader kesehatan puskesmas dan potensi lainnya. Lebih lanjut dr Bandiyah Ma'rifah menjelaskan pihak pemerintah dalam hal ini jajaran kesehatan pun gencar melakukan sosialisasi berjenjang serta lintas sektor. Seperti merancang program imunisasi di sekolah di mana Dinas Kesehatan bekerjasama dengan MUI, Dinas Pendidikan Kota dan Kemenag Kota Banjarmasin serta Puskesmas berkoordinasi dengan sekolah yakni SD dan MI dalam setiap rencana pelaksanaan BIAS atau Bulan Imunisasi Anak Sekolah. Selain itu sosialisasi juga dilakukan dengan baliho, spanduk, podcast dinkes.
Imunisasi adalah upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi atau (PD3I) sehingga orang yang terkena penyakit tidak cacat atau sakit ringan saja. dr Bandiyah Ma'rifah menjelaskan secara garis besar Imunisasi terdiri dari beberapa jenis yakni ;
A. Imunisasi rutin, ini adalah imunisasi dasar (bagi bayi) dan lanjutan seperti (baduta, bias dan wus. Mulai umur 0 s.d 39 tahun
B.Imunisasi tambahan, yakni – pin - crash program (imunisasi kejar) – dan lain lain serta
C. Imunisasi khusus - imunisasi jemaah haji dan lain-lain. “ Dengan kesadaran memberi imunisasi diharapkan dapat mencegah terjadinya wabah atau Kejadian Luar Biasa merebaknya kembali penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, pertusis, difteri dan lainnya yang bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian “, kata dr Bandiyah Ma’rifah.
Baca Juga: Biawak Besar Sepanjang 2 Meter Berhasil Ditangkap, Petugas Damkar : Terbesar dalam Sejarah Kami
Kesadaran ini diakui Yuli tumbuh dengan dorongan motivasi ingin keluarganya khususnya anak-anaknya tumbuh sehat sehingga dapat beraktivitas dengan lancar bahkan punya harapan mencapai cita-cita di masa depan lebih baik dan sejahtera karena sehat adalah modal utama kehidupan. Kendati ada kekhawatiran dan perbedaan pendapat di lingkungan keluarga besar, perlahan pendekatan yang dilakukan suaminya yang suka membaca informasi dan tidak mudah terpengaruh kabar bohong atau hoax termasuk soal hoax imunisasi membuat program imunisasi bisa diterima keluarganya yang sebagian besar hanya mengenyam pendidikan hingga bangku Sekolah Dasar dan Menengah seperti sang kakek anaknya yang bekerja sebagai buruh yang sebelumnya juga tidak begitu respon pada program imunisasi. “ Suami saya memberi pengertian dan memberi gambaran pada saya tentang imunisasi sampai saya mengerti, lalu demi masa depan anak, kesehatan mereka , kami sepakat anak diberi imunisasi “. pungkas Yuli
Menyadari pentingnya imunisasi bagi kualitas kesehatan penerus bangsa pihak jajaran Kesehatan berharap warga semakin antusias dengan saling mendukung terutama di lingkungan keluarga untuk memberikan imunisasi pada anggota keluarga.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.