BANJARNEGARA, KOMPAS.TV - Tohirin (45) alias Mbah Slamet, dukun di Banjarnegara, Jawa Tengah, yang mengaku bisa menggandakan uang, membunuh kliennya, PO (53), asal Sukabumi, Jawa Barat.
Slamet mengaku menjanjikan akan menggandakan uang korban dari Rp70 juta menjadi Rp5 miliar.
"Total (uang yang disetorkan korban) Rp70 juta, jadinya Rp5 miliar," kata Slamet saat dihadirkan dalam konferensi pers di Mapolres Banjarnegara, Senin (3/4/2023), dikutip dari Kompas.com.
Setelah diiming-imingi uangnya akan berlipat ganda, korban lalu memberikan uang secara bertahap kepada Slamet.
"Bertahap, ada yang Rp10 juta, ada yang Rp20 juta," ujar Slamet.
Untuk meyakinkan korban, Slamet pernah menyerahkan uang sebanyak Rp11 juta dan menunjukkan uang mainan pecahan Rp100.000 dalam jumlah banyak.
Namun, karena kesal ditagih dan takut dilaporkan ke penegak hukum, Slamet akhirnya nekat membunuh korban.
Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Dokter di Nabire Ditangkap, Orangtua Korban Ragukan Tersangka sebagai Pelaku Utama
"Karena kesal sering ditagih uangnya, takut juga akan dilaporkan ke penegak hukum, pelaku akhirnya membunuh korban," ujar Kapolres Banjarnegara AKBP Hendri Yulianto dalam konferensi pers, Senin, dikutip dari Kompas.com.
Korban dibunuh dengan minuman yang sudah dicampur potas, dengan dalih sebagai bagian dari ritual.
Setelah korban tewas karena keracunan, Slamet menguburkan jasad PO di jalan yang menuju ke hutan.
"Setelah berkali-kali ditagih, tersangka kesal. Kemudian, tersangka memberi minuman berisi potas kepada korban. Selanjutnya jasad korban dikubur di jalan menuju hutan," ujar Hendri.
Kasus ini terungkap berkat pesan WhatsApp korban kepada anaknya sebelum tewas.
Baca Juga: Pelaku Pembunuhan Dokter Paru di Nabire Ditangkap, Motif Sakit Hati Insentif Covid-19 Dipotong
Pada Senin, 20 Maret 2023, korban pergi dari Sukabumi menuju Banjarnegara tanpa ditemani anaknya. Dia tiba di Banjarnegara pada Kamis, 23 Maret 2023 dengan mengendarai mobil Wuling hitam.
Setibanya di rumah pelaku, korban berkomunikasi dengan anaknya, SL, dan mengirim pesan WhatsApp yang berisi peringatan untuk menghubungi aparat jika tidak ada kabar darinya hingga Minggu.
"Ini di rumah Mbah Slamet, buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek, misal tidak ada kabar sampai Minggu langsung hubungi ke aparat," jelas SL dalam kiriman pesan singkatnya kepada korban.
Namun, pada Jumat, 24 Maret 2023, komunikasi terputus dan ponsel korban tidak aktif. Polisi akhirnya mengevakuasi korban yang telah dikubur pada Sabtu, 1 April 2023.
Pelaku, Mbah Slamet, memiliki asisten bernama BS yang membantu mengelola media sosial dan mempromosikannya sebagai orang pintar. BS yang mempertemukan korban PO dengan Mbah Slamet.
Baca Juga: Diduga Jadi Korban Pembunuhan, Pria asal Sulut Ditemukan Tewas Di Kamboja
"Korban sementara masih satu dan masih pengembangan apabila ada korban lain," ungkap Kapolres.
Pasal yang dikenakan terhadap Mbah Slamet adalah Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dengan ancaman hukuman mati dan seumur hidup.
Sumber : Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.