“Lalu di tanggal 23, setelah dia selesai apel pagi, dia datang ke rumah. Dia bilang handphone-nya disita, dan dikasih waktu dalam waktu dua minggu, mencari uang Rp400 juta. Habis itu, Bapak Kapolres bilang kepada almarhum, 'Saya tidak takut, mau siapa backing-mu,'” tutur Jeni.
“'Bintang satu, bintang dua, saya tidak takut. Tapi kalau bintang tiga baru saya takut.' Begitu kata almarhum kepada saya."
Jeni menambahkan, dirinya tidak percaya sang suami meninggal dunia karena bunuh diri. Sebab, menurutnya, Bripka AS sudah memiliki itikad baik untuk menyelesaikan masalah.
Selain itu, Jeni mengaku pihak Polres Samosir tidak merespons laporannya terkait Bripka AS, dengan alasan belum 3x24 jam.
“Suami saya kan sudah punya itikad baik untuk menyelesaikan masalahnya, jadi saya tidak percaya kalau suami saya dikatakan bunuh diri. Kenapa setelah dia sudah menyelesaikan masalahnya, malah dikatakan bunuh diri?”
“Dan pada waktu saya datang ke Polres Samosir untuk membuat laporan, mereka tidak merespons saya, dengan alasan belum 3x24 jam, dan saya juga tidak dibawa ke TKP,” tuturnya.
Baca Juga: Pengakuan Istri Bripka AS, Suaminya Sempat Diancam Sebelum Meninggal Dunia
Ia menduga ada yang ditutup-tutupi terkait penemuan mayat sang suami pada Senin, 6 Februari 2023 lalu.
“Menurut saya ada yang ditutupi, karena pada waktu ditemukan mayat suami saya, di hari Senin, tanggal 6, saya sejak jam 10 pagi sudah berada di Polres Samosir.”
“Di kepala bagian belakang itu lunak, keluar darah, di bagian telinga keluar darah, di bagian mulut juga darah. Mukanya juga lebam-lebam,” tuturnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.