GILI TRAWANGAN, KOMPAS.TV – Genap sepekan sudah warga di dua pulau dari tiga gili atau pulau kecil di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB), yakni Gili Trawangan dan Gili Meno, hidup tanpa pasokan air tawar.
Hingga Kamis (8/12/2022) pagi, pasokan air tawar dari PT Berkat Air Laut (BAL), perusahaan penyuplai air tawar di Gili Trawangan dan Gili Meno, yang diputus sejak Kamis pekan lalu (1/12), belum juga mengalir.
Untuk bertahan hidup, sebagian warga terpaksa beralih menggunakan air sumur yang payau, sementara yang lainnya harus membeli galon air tawar untuk keperluan sehari-hari mereka.
Romlah, misalnya. Perempuan setengah baya yang mengandalkan hidup dari sebuah warung nasi kecil di pantai timur Gili Trawangan itu kini terpaksa membeli air tawar dalam galon untuk memasak jualannya. Satu galon berisi air galon dibayarnya seharga Rp10 ribu.
Dalam sehari, Romlah mengaku hanya membutuhkan satu galon air tawar. Sedang untuk keperluan lain seperti mandi, mencuci piring dan baju serta toilet, ia sekeluarga menggunakan air sumur yang payau.
“Untuk masak, sehari satu galon dicukup-cukupin. Tapi untuk mandi, cuci piring dan lain-lain, ya pakai air sumur yang asin,” ujarnya.
Baca Juga: Polemik Air Bersih di Gili Trawangan, Warga: Tadinya Kami Antusias Sekali PDAM Masuk, Ternyata ...
Romlah mengeluhkan tarif pemasangan meter baru air tawar yang ditawarkan perusahaan penyuplai air tawar yang baru, yakni Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Amerta Dayan Gunung Kabupaten Lombok Utara, yang bekerja sama dengan PT Tiara Cipta Nirwana (TCN), yang dinilainya kelewat mahal. Tarif pemasangan instalasi pipa meter air baru PDAM dibanderol mulai Rp5,3 juta untuk bisnis seperti hotel dan restoran, sementara untuk rumah tangga, tarifnya diturunkan menjadi Rp1,5 juta.
“Kalau pun kita harus pasang meter baru, bagaimana bayarnya? Kita orang kecil, penghasilan kami ya hanya dari warung ini saja. Meskipun nanti misalnya bayarnya nyicil, saya nggak yakin bisa bayar,” ungkap Romlah pada Kompas.TV, Rabu (6/12).
Senada dengan Romlah, Fauziah yang bekerja di sebuah warung makan di Gili Trawangan pun menyebut kini harus membeli air tawar dalam kemasan galon. Lantaran, stok air tawar miliknya dari PT BAL, berhenti mengalir sejak 1 Desember lalu.
“Kemarin kita sempat nyetok air, tapi sudah habis. Sekarang mau enggak mau ya beli galon untuk masak. Untuk mandi, ya pakai air asin,” tuturnya pasrah.
Baca Juga: Pasokan Air Tawar di Gili Trawangan Diputus sejak Semalam, Ratusan Wisatawan Batalkan Kunjungan
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.