Kompas TV regional berita daerah

Tradisi Wayamasapi di Danau Poso

Kompas.tv - 9 Oktober 2022, 17:56 WIB
Penulis : KompasTV Makassar

POSO, KOMPAS TV - Wayamasapi menjadi kearifan lokal warga Poso dalam menangkap ikan makin berkurangnya alat menangkap ikan ini karena kepentingan pengerukan dasar sungai yang dilakukan perusahaan poso energi di aliran danau Poso. 

Sebelum 2016 deretan bambu untuk menangkap ikan jenis sidat berjajar sepanjang bantaran sungai Poso   kini bambu untuk menangkap ikan atau Wayamasapi itu tersisa tiga unit dampak pengerukan dasar sungai oleh perusahaan energi di aliran danau Poso juga turut berimbas pada hasil tangkapan ikan yang makin berkurang. 

Salah satu nelayan di danau Poso, Freddy Kalengke mengatakan dirinya memilih bertahan di saat puluhan perangkap sidat diganti dengan dana kompensasi Wayamasapi atau perangkap ikan jenis sidat ini merupakan tradisi turun temurun fredy merupakan generasi ke tiga dalam melestarikan Wayamasapi.   

Freddy Kalengke nelayan di danau Poso mengatakan: 
"Dari dasar tanah melewati bambu kemudian masuk perangkap. Setiap tahun anggaran perbaikan ini sampai tujuh juta,
Sudah mulai kurang penghasilan.

Dulu satu malam bisa dapat tiga puluh kilo masapi (sidat) kini untung-untung dapat dua puluh kilo,
saya hanya mempertahankan hak ku.

Ini budaya kami dan menjadi alasan kami pertahankan"

Poso Energi  mengaku telah mengantongi izin untuk melakukan pengerukan di aliran sungai poso sementara pemilik wayamasapi di wilayah pengerukan telah diberikan dana kompensasi.

Irma Suriani / Enviromental Manager PT. Poso Energy Mengatakan:
"untuk pagar sogili (sidat) yang belum terselesaikan sampai sekarang yang pasti kami terus berupaya secara persuasif. Jadi tadi disebutkan nama fredy kalengke itu sudah melewati area kerja kami. Jadi silakan saja kalau beliau masih ingin bertahan".

Wayamasapi menjadi kearifan lokal warga di danau poso dan menjadi salah satu penopang ekonomi warga   alat menangkap ikan itu kini tersisa tiga unit dari sebelumnya yang mencapai seratus wayamasapi.




Sumber : Kompas TV



BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x