POSO, KOMPAS.TV - Wayamasapi menjadi kearifan lokal warga poso dalam menangkap ikan makin berkurangnya alat menangkap ikan ini karena kepentingan pengerukan dasar sungai yang dilakukan perusahaan poso energi di aliran danau poso
sebelum 2016 deretan bambu untuk menangkap ikan jenis sidat berjajar sepanjang bantaran sungai poso kini bambu untuk menangkap ikan atau wayamasapi itu tersisa tiga unit dampak pengerukan dasar sungai oleh perusahaan energi di aliran danau poso juga turut berimbas pada hasil tangkapann ikan yang makin berkurang
salah satu nelayan di danau poso freddy kalengke mengatakan dirinya memilih bertahan di saat puluhan perangkap sidat diganti dengan dana kompensasi wayamasapi atau perangkap ikan jenis sidat ini merupakan tradisi turun temurun fredy merupakan generasi ke tiga dalam melestarikan wayamasapi
dari dasar tanah melewati bambu kemudian masuk perangkap. Setiap tahun anggaran perbaikan ini sampai tujuh juta.
Sudah mulai kurang penghasilan. Dulu satu malam bisa dapat tiga puluh kilo masapi (sidat) kini untung-untung dapat dua puluh kilo
saya hanya mempertahankan hak ku. Ini budaya kami dan menjadi alasan kami pertahankan
poso energi mengaku telah mengantongi izin untuk melakukan pengerukan di aliran sungai poso sementara pemilik wayamasapi di wilayah pengerukan telah diberikan dana kompensasi
untuk pagar sogili (sidat) yang belum terselesaikan sampai sekarang yang pasti kami terus berupaya secara persuasif. Jadi tadi disebutkan nama fredy kalengke itu sudah melewati area kerja kami. Jadi silakan saja kalau beliau masih ingin bertahan.
Wayamasapi menjadi kearifan lokal warga di danau poso dan menjadi salah satu penopang ekonomi warga, alat menangkap ikan itu kini tersisa tiga unit dari sebelumnya yang mencapai seratus wayamasapi.
#wayasapi
#danauposo
#tradisitua
Sumber : Kompas TV Makassar
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.