Mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Semakin ketatnya persaingan membuat banyak orang tak bisa mendapat pekerjaan sesuai dengan ekspektasinya.
Selain itu, angkatan kerja yang baru saja lulus kuliah tak sebanding dengan lapangan kerja yang tersedia. Hal ini juga diungkapkan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim pada 26 Oktober 2021.
Ia mengungkapkan kalau 80 persen mahasiswa Indonesia tidak bekerja sesuai dengan jurusan kuliahnya. Berdasarkan data, hanya ada 27 persen lulusan yang memiliki pekerjaan sesuai dengan bidang ilmunya.
Vivid F. Argarini, Konsultan Media dan Komunikasi serta Dosen Pascasarjana, dalam siniar Smart Inspiration edisi Career bertajuk “Pro & Kontra Kerja Tidak Sesuai Jurusan Kuliah” menjelaskan mengapa ada pro dan kontra terhadap fenomena ini. Selain itu, ia juga memberikan kiat-kiat untuk menyelaraskannya dengan kehidupan kita.
Lantas, mengapa setiap tahunnya fenomena ini selalu ada? Dilansir dari Indeed, berikut adalah enam alasannya.
Baca Juga: Kupas Tuntas Persiapan Dunia Kerja di Podcast Obsesif
Kelulusan tak menjamin seseorang memiliki ketertarikan pada jurusan yang diambilnya. Beberapa mahasiswa justru mendapat tuntutan orangtua sehingga diberikan ekspektasi yang tak semestinya.
Dampaknya, mereka tak benar-benar memahami pelajaran yang didapatkan sehingga mereka harus mengeksplorasi hal-hal baru yang sesuai minatnya. Hal ini tentu mengulur waktu mereka untuk mendapatkan pekerjaan
Banyak orang yang mencari pekerjaan secara bersamaan menyebabkan lowongan kian menyempit. Selain itu, kompetisi pun meningkat karena ada pula lulusan lama yang belum mendapat pekerjaan.
Beberapa bidang mempunyai syarat yang kompleks untuk merekrut karyawan baru. Selain itu, mereka (perusahaan) juga mengkurasi pendaftar lewat pengalaman kerja hingga nilai semasa kuliahnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.