Kompas TV regional kriminal

Kronologi Kader Demokrat Dibunuh Preman di Rumahnya, Korban Sempat Ngobrol dengan Pelaku

Kompas.tv - 5 Juli 2022, 14:53 WIB
kronologi-kader-demokrat-dibunuh-preman-di-rumahnya-korban-sempat-ngobrol-dengan-pelaku
Ilustrasi jenazah korban pembunuhan (Sumber: Pixabay)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Edy A. Putra

BANDUNG, KOMPAS.TV - Seorang pria bernama Misa Munggaran dianiaya menggunakan senjata tajam jenis golok oleh dua pria masing-masing berinisial IS dan AP.

Korban Misa dibacok di rumahnya yang terletak di Kampung Cikuya RT 05 RW 02, Desa Sangiang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Senin (4/7/2022) pukul 17.30 WIB.

Baca Juga: Suami Istri Anggota Polres Blora Janji Kembalikan Uang Korupsi Rp3 M, Berharap Hukuman Dikurangi

Adik korban bernama Santi (23) menjelaskan peristiwa pembacokan yang menimpa kakaknya itu. 

Santi menuturkan saat kejadian, kakaknya sedang menjahit di rumah. Kemudian, korban didatangi oleh dua pelaku IS dan AP. Mereka mengajak korban ngobrol di rumahnya. 

Menurut Santi, kedua pelaku datang dalam kondisi mabuk. Hal itu diketahui dari gerak-gerik, ucapan, serta aroma mulut para pelaku. 

Memang, kata Santi, mereka terkenal sebagai preman kampung. Santi mengaku kenal dengan salah satu dari dua pelaku pembunuhan kakaknya.


Baca Juga: Kronologi Napi Kabur di Rutan Solo: Bersembunyi di Kamar Mandi, Lalu Loncat ke Genteng tapi Ketahuan

"Salah satu pelakunya saya kenal dan kakak saya juga kenal, mereka berdua datang dan ngajak ngobrol biasa," kata Santi, dikutip dari Kompas.com pada Selasa (5/7/2022).

Santi melanjutkan, setelah mereka ngobrol, kedua pelaku sempat pamit pulang. Tapi, tak berselang lama, keduanya datang lagi membawa senjata tajam.

Salah satu pelaku, kata Santi, sempat berteriak di depan rumah korban. Pelaku menuding kalau korban merupakan dalang pemukulan terhadap adik pelaku. Namun, menurut Santi, tudingan tersebut tak benar.

"Dia teriak di depan, 'Itu tuh yang dulu mukulin adik saya,' tapi itu ceritanya gak bener," ucap Santi.

Baca Juga: Duka Anak atas Meninggalnya Bob Tutupoly, Ungkap Sang Ayah Masuk ICU Selama Satu Bulan karena Stroke

Selanjutnya, pelaku yang telah membawa senjata tajam memanggil korban untuk keluar dari rumah. Setelah korban keluar, pelaku langsung membacoknya.

"Kemudian yang bawa golok itu manggil kakak saya, 'bro sini bro.. keluar dulu bro..' setelah dipanggil, kakak saya keluar langsung dibacok sama pelaku yang bawa senjata tajam," tuturnya.

Santi menyebut, saat dibacok, kakaknya tidak bisa berbuat banyak. Sebab, pembacokan dilakukan secara tiba-tiba. Kakaknya tidak mengira jika akan dibacok pelaku.

Setelah membunuh korban, kedua pelaku IS dan AP langsung melarikan diri. Warga yang mengetahui kejadian itu sempat melakukan pengejaran. 

Baca Juga: Divonis Terlibat Pembunuhan di Kamp Konsentrasi, Kakek 101 Tahun Ini Ajukan Banding

Namun, upaya pengejaran gagal karena pelaku menantang sambil mengacungkan goloknya ke arah warga. 

"Banyak kok yang lihat, cuma rata-rata ibu-ibu. Kita sebagai ibu-ibu gak bisa apa-apa, apalagi dia bawa golok, terus di sini juga ada saudara saya juga, dia juga jadi korbannya, dia sekarang dijahit," tutur dia.

Lebih lanjut, Santi mengungkapkan, bahwa kakaknya dikenal aktif di lingkungan. Selain menjadi tukang jahit, kakaknya merupakan kader Partai Demokrat di tingkat ranting.

"Kakak saya aktif di partai dan profesinya menjahit. Jadi memang dengan pelaku itu saling kenal,” ujar Santi.

Baca Juga: Istri Bunuh Suami Diduga karena Dapat Bisikan Gaib, Tetangga: Keluarga Mereka Selama Ini Harmonis

Santi menampik jika sang kakak terlibat masalah dengan salah satu pelaku. Memang, kata Santi, pelaku pembacokan kakaknya itu dikenal suka bikin onar di lingkungan tempat tinggalnya. 

"Bukan masalah ya, tapi emang orang itu sama adiknya suka bikin onar jadi semua warga juga udah tahu. Tapi sebenernya emang gak ada masalah satu sama lain, secara keluarga juga enggak," ucapnya.

Setelah kejadian, korban sempat dilarikan ke puskesmas sebelum akhirnya dibawa ke Rumah Sakit Cikopo, Cicalengka. Namun nahas, korban dinyatakan meninggal dunia.

"Dianter sama keluarga, pake motor itu dibawa ke puskesmas desa dulu, langsung dibawa pake ambulans desa ke RS Cikopo, waktu di sana udah kehabisan darah, saya dikabarin sama keluarga yang di RS katanya sudah meninggal," ucap Santi.

Baca Juga: Penjelasan Lengkap tentang Kurikulum Merdeka Belajar, Pengertian, Konsep, dan Keunggulannya

Ia dan keluarga telah melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Rancaekek.

"Sudah lapor ke Polsek Rancaekek, sekarang rumah saya lagi dicek, terus mayatnya juga lagi diotopsi," tuturnya.

Sementara itu, Kapolsek Rancaekek Kompol Nanang membenarkan bahwa Misa Munggaran meninggal dunia akibat dianiaya oleh IS dan AP.

"Betul telah terjadi pengeroyokan oleh dua orang pelaku, yang menyebabkan salah seorang meninggal dunia dan satu lagi atas nama Dede Koswara mengalami luka-luka," ujar Kompol Nanang.

Baca Juga: Diduga Pembunuhan, Warga Kabupaten Gowa Digegerkan dengan Temuan Jenazah Wanita di Dalam Karung!

Nanang menuturkan, korban meninggal dunia karena mengalami luka di bagian muka, kepala bagian belakang dan pundak.

"Sedangkan korban yang luka-luka, terkena bacokan di bagian pundak sebelah kanan dan tangan sebelah kanan," ujarnya.

Nanang mengatakan, pelaku berinisial IS telah ditangkap. Sementara pelaku AP masih dalam pengejaran pihak kepolisian.

"Betul salah satu pelaku berhasil diamankan, satu lagi masih dalam proses pencarian. Kemarin waktu kejadian juga, kami langsung mendatangi lokasi, terdiri dari Pawas, Kanit Reskrim dan Piket Fungsi juga hadir," kata Nanang.

Baca Juga: Demokrat: Perang Antara Jokowi dan Prabowo Seakan Mau Diturunkan ke Ganjar dan Anies

 




Sumber : Kompas TV/Kompas.com




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x