MAGELANG, KOMPAS.TV – Penularan penyakit mulut dan kuku atau PMK yang makin meluas membuat pedagang hewan ternak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, enggan menjual sapi.
Mereka akhirnya lebih memilih menjual kambig atau domba ketimbang sapi.
Mengutip dari Kompas.id pada Minggu (19/6), Muhaimin (60), salah seorang pedagang ternak asal Desa Kebonagung, Kecamatan Sawangan mengatakan, penjualan ternak diperkirakan tidak mulus akibat PMK.
Ia menilai, daya beli warga rentan terhambat wabah. Kondisi tersebut dapat memicu penurunan harga jual ternak.
“Harga domba jelang Idul Adha, misalnya, dari sebelumnya Rp 3 juta per ekor, kini hanya Rp 2,7 juta per ekor,” ujarnya.
Ny Tarom (49), pedagang asal Desa Salamkanci, Kecamatan Bandongan mengatakan, belum membeli persediaan sapi meski Idul Adha kurang dari sebulan lagi. Ia masih melihat situasi terkait penyakit kuku dan mulut (PMK).
Baca Juga: Wabah PMK Meluas, Pemerintah Gunakan APBD Hingga Dana Covid-19
”Jika tidak kunjung membaik dan semakin banyak hewan sakit, lebih baik saya tidak menjual sapi saja. Apabila sapi yang dibeli kena PMK, kerugiannya bisa puluhan juta,” ungkapnya.
Tahun lalu, Tarom menyiapkan 15 sapi untuk Idul Adha. Rata-rata seekor sapi dibeli Rp 23 juta.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang Joni Indarto mengatakan, stok hewan kurban untuk Idul Adha dipastikan aman.
Saat ini tercatat ada 58.000 sapi. Sebanyak 15.000 ekor di antaranya layak sebagai hewan kurban. Disebutkan, rata-rata kebutuhan sapi sebagai hewan kurban mencapai kurang dari 5.000 ekor.
Sementara untuk kambing dan domba mencapai sekitar 170.000 ekor. Rata-rata kebutuhan kambing dan domba untuk hewan kurban sebanyak 12.000 ekor.
Namun, Joni mengatakan, tetap mewaspadai penularan PMK. Dia meminta warga tidak membeli atau mendatangkan hewan dari luar kota.
Baca Juga: Vaksin PMK dari Prancis Telah Tiba, Hari Ini Vaksinasi Hewan Ternak Perdana Dilakukan
Sumber : Kompas TV/Kompas.id
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.