MEDAN, KOMPAS.TV - Sejumlah korban investasi berkedok trading yang melibatkan Indra Kesuma alias Indra Kenz dan sejumlah afiliator terus berdatangan untuk melapor.
Terbaru empat warga Kota Medan melaporkan seorang afiliator bernama Fakar Suhartami Pratama alias Fakarich yang diduga sebagai guru atau mentor Indra Kenz, Selasa (22/3/2022) ke Polisi Daerah (Polda) Sumatera Utara (Sumut).
Kuasa hukum korban, Nauli Siagian mengungkapkan empat kliennya yakni S mengalami kerugian sekitar Rp300 jutaan, JL Rp80 juta, JS Rp80 juta, dan FA sekitar Rp30 juta.
Para korban tergiur dengan iming-iming keuntungan besar yang didapat dengan mengikuti binary option Binomo.
"Mereka ini (korban) awalnya melihat konten YouTube dan Instagram dan langsung masuk ke-link, diiming-imingi laba yang cukup besar," tutur Nauli kepada jurnalis Kompas TV, Ferry Irawan, Selasa.
Baca Juga: Pengakuan Rudy Salim Setelah Diperiksa, Hingga Penyitaan Rumah Indra Kenz di Tangerang Selatan!
Meski para korban yang telah mengikuti kursus, mereka tetap mengalami kerugian yang tak sedikit.
"Kerugian saya kurang lebih dari 2020 hingga 2022 hampir Rp300 juta," tutur korban berinisial S.
S mengatakan dirinya mengikuti trading bersama para affiliator melalui aplikasi Telegram. Selain itu S mengungkapkan kondisi keluarganya sempat stres terutama istri melihat keuangannya habis akibat terjebak dalam investasi berkedok trading.
"Saya juga gara-gara main Binomo, kehilangan seorang nyawa anak saya," lanjutnya.
Sementara itu, Nauli Siagian selaku kuasa hukum salah satu korban menyebut, hingga saat ini terdapat setidaknya 400 korban penipuan berkedok trading dan tergabung dalam grup khusus pelaporan kasus tersebut.
Baca Juga: Tung Desem Ternyata Pernah Ditawari Jadi Influencer Kayak Indra Kenz & Doni Salmanan - ROSI
Sementara masih ada 40 orang yang melaporkan kepada dirinya terkait kasus itu. Kemungkinan jumlah korban yang melapor akan terus bertambah karena para korban masih mengumpulkan sejumlah bukti.
"Kalau tergabung dalam grup korban ada sekitar 400 (orang), yang melapor ke kita ada sekitar 40 orang, namun yang lainnya masih mengumpulkan bukti-bukti," pungkas Nauli.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.