JAYAPURA, KOMPAS.TV - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menyerang kamp PT PTT di Beoga, kabupaten Puncak, Papua dan menewaskan delapan orang ternyata merupakan anak buah Nau Waker.
Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimsus) Polda Papua Kombes Pol Faizal Rahmadani, mengatakan, kelompok tersebut dipimpin oleh Terry Aibon yang merupakan anak buah Nau Waker.
Hal itu diketahui dari hasil penyelidikan sementara. Namun pihaknya masih melakukan pendalaman.
"Namun untuk lebih memastikan anggota masih melakukan pendalaman," kata Kombes Faizal Rahmadani kepada Antara, Sabtu (5/3/2022).
Baca Juga: Catatan 24 Peristiwa Kekejaman KKB di Papua sebelum Tembak 8 Karyawan PT PTT di Beoga
Dia menambahkan, saat ini pohaknya melakukan berbagai persiapan untuk mengevakuasi korban.
Namun, menurutnya, waktu pelaksanaan evakuasi belum dapat dipastikan, karena yang akan bergerak tim Satgas Damai Cartenz.
Seperti diberitakan KOMPAS.TV sebelumnya, insiden penyerangan terhadap karyawan PT PTT dan kontraktor serta warga lokal tersebut mengakibatkan delapan dari sembilan orang yang ditugaskan memperbaiki BTS3Telkomsel di titik CO 53M 756085 9585257 meninggal.
Dari sembilan orang tersebut, empat orang merupakan karyawan PT PTT, tiga orang karyawan kontraktor dan seorang pemandu lokal.
Namun, saat insiden itu terjadi, hanya seorang yakni NS, karyawan PT PTT yang selamat karena saat itu tidak berada di camp.
Delapan orang karyawan PT PTT yang menjadi korban meninggal akibat dibunuh KKB adalah BILLY, Renal, Bona, Bebi Tabuni, Jamal, Eko, Syahril, dan Pak De.
Sebelumnya, Kepala Operasi Damai Cartenz, Kombes Pol Muhammad Firman menyatakan pihaknya saat ini memfokuskan mengevakuasi karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) yang menjadi korban penyerangan KKB di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak tersebut.
Kombes Firman yang berada di Timika menyatakan timnya akan memastikan kondisi delapan karyawan yang dinyatakan meninggal namun itu tergantung cuaca.
Baca Juga: Ini Kendala yang Dihadapi Polisi Evakuasi Jenazah 8 Korban Penembakan KKB di Distrik Beoga Papua
"Kami telah meminta bantuan melalui Kapolda Papua untuk berkoordinasi dengan Bupati Kabupaten Puncak agar dapat menyisir lokasi guna mengetahui kebenaran para korban," katanya.
Proses evakuasi sendiri masih dirapatkan bersama pihak perusahaan mengingat medan yang hanya bisa dilalui menggunakan alat angkut udara.
“Ada beberapa skenario yang saat ini sedang kami siapkan untuk rencana proses evakuasi, jika benar terdapat delapan orang korban berarti akan ada mobilisasi evakuasi dan juga pengerahan personel nantinya dan berupaya berkomunikasi dengan korban selamat," ujarnya.
Sumber : Antara
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.