JAKARTA, KOMPAS.TV - Kawasan pemukiman padat penduduk di tujuh RT dari dua RW di Kali Baru, Cilincing, Jakarta Utara, yang berada di dekat proyek tanggul laut, dikepung sampah.
Penumpukan sampah itu terjadi karena warga tidak mempunyai tempat pembuangan sampah sementara sehingga akhirnya membuang sampah ke bantaran tanggul.
Menurut Ketua RT 10, Dasuki, penumpukan sampah ini sudah terjadi sejak empat bulan lalu.
"Penumpukan sudah ada semenjak bulan ke-10 di 2021 lalu," kata Dasuki kepada jurnalis KOMPAS TV, Nizar Ramadika, Senin (21/2/2022).
Dia mengatakan di wilayahnya belum ada tempat pembuangan sampah sementara. Hal itu diperparah dengan tidak adanya akses jalan masuk bagi kendaraan pengangkut sampah.
"Di sini terkendala dengan akses masuknya kendaraan penjemput sampah, tidak ada," katanya.
Sebelumnya, tumpukan sampah warga masih bisa ditangani dan dibawa ke luar oleh petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU).
Baca Juga: Wagub DKI: Dalam 3 Bulan, Volume Sampah di Jakarta Melebihi Luas Monas
Menurut Dasuki, warga merasa lebih nyaman dengan kondisi sebelum adanya proyek tanggul laut meski keadaan sekitar kumuh.
"Kita juga sudah melaporkan bagaimana kendala sampah ini, tapi kembali lagi tidak ada akses jalan yang layak untuk kendaraan mengangkut sampah," ucapnya.
Ia mengatakan sebelumnya sudah ada upaya pembersihan yang dilakukan pihak terkait.
"Terakhir itu dari Lingkungan Hidup (Dinas Lingkungan Hidup) bekerja sama dengan wilayah, itu di bulan Januari 2022. Berlangsung kurang lebih dua hari," ungkap Dasuki.
Dia menambahkan, tadinya ada wacana untuk melakukan pembersihan dua kali seminggu.
"Nyatanya, tak terealisasi sampai saat ini," ujarnya.
Dasuki juga menceritakan tumpukan sampah paling fatal terletak di RT 05 dan RW 15. Karena itu, ia berharap ke depannya pemerintah mampu memberikan akses jalan yang layak untuk kendaraan pengangkut sampah.
"Tolong diupayakan bagaimana ada akses langsung ke lokasi kami agar kami bisa mengarahkan warga agar membuang sampah ke titik yang bisa dijemput pengangkut sampah atau Dinas Kebersihan."
Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, selama Oktober - Desember 2021, jumlah volume sampah yang diangkut dari sungai di Jakarta mencapai 121.433,53 meter kubik.
Angka ini melebihi luas kawasan Monumen Nasional (Monas) yang mencapai 80,3 hektare dan tinggi 132 meter.
"Usut punya usut, akumulasi volume sampah di sungai selama tiga bulan itu jika diumpamakan ternyata bisa melebihi besarnya Monas," kata Riza Patria dikutip dari akun Instagram resminya, @arizapatria, Senin (21/2/22).
Baca Juga: Pemprov DKI Terima Aset Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Berkapasitas 700 KW dari BRIN
Riza memaparkan, berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, sampah yang diangkut dari sungai pada periode tersebut setara 2,5 kali bangunan Monas.
Tumpukkan sampah ini, kata dia, merupakan salah satu alasan utama penyebab banjir. Riza menambahkan, sampah yang dikeruk dari sungai didominasi oleh sampah plastik.
Lebih lanjut, Riza menjelaskan, 13 sungai di Jakarta berfungsi sebagai pengendali banjir.
Apabila sungai di Jakarta dipenuhi sampah, lanjut dia, sungai akan semakin sulit berfungsi sebagai pengendali banjir.
Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, khususnya sungai dan saluran air.
Sementara itu, Senin (21/2/2022), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menerima aset Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi.
"Ini adalah sebuah terobosan yang amat baik. Kami sampaikan terima kasih apresiasi pada BRIN," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada acara Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2022 yang digelar daring, Senin.
PLTSa “Merah Putih” itu berada di TPST Bantargebang yang nantinya mampu mengolah sampah maksimum 100 ton per hari menghasilkan energi listrik 700 KW.
Baca Juga: Walhi: Jakarta Gagal Kelola Sampah, Malah Menuju Kondisi Darurat
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.