KOMPAS.TV - Puluhan siswa SD Inpres Blawuk, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terpaksa menyebrangi sungai untuk berangkat ke sekolah. Aktivitas ini dilakukan setiap hari karena ketiadaan jembatan penghubung.
Meski sudah berpakaian rapi dari rumah di Kampung Wairbou dan Wairloke para siswa sekolah dasar ini terpaksa harus membuka sepatu dan kaus kaki mereka sebelum menyeberang Sungai Nanga Gete.
Perlahan-lahan kaki-kaki mungil mereka masuk ke air dan bertarung melawan derasnya air.
Baca Juga: Kepala Sekolah Beri Penjelasan soal 3 Kakak Beradik Tidak Naik Kelas karena Agama
Jika tidak hati-hati mereka bahkan bisa tergelincir hingga seragam basah dan buku-buku terbawa air sungai.
Mereka adalah siswa-siswa SD Inpres Blawuk, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.
Para siswa ini hanya bisa menyeberang sungai jika tidak ada banjir. Namun jika hujan turun dan menyebabkan banjir para siswa ini tidak dapat ke sekolah.
Kondisi ini sudah berlangsung dari generasi ke generasi selama hampir 42 tahun karena ketiadaan jembatan penghubung di daerah mereka.
Sungai ini jarang sekali surut seperti semangat anak-anak ini dalam menuntut ilmu. Namun bukan berarti anak-anak ini harus bertaruh nyawa, sementara pemerintah sebagai pihak yang paling bertanggung jawab diam dan mengabaikan.
Anak-anak ini tengah berjuang untuk diri dan masa depan bangsa yang sudah sepatutnya didukung oleh banyak pihak.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.