KOMPAS.TV - Berawal dari meningkatnya limbah sagu yang tidak digunakan membuat masyarakat Kampung Klayas Distrik Seget, Kabupaten Sorong berinisiatif mengubah limbah tersebut menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomis.
Produksi pupuk organik ini sudah berlangsung sejak tahun 2019 lalu, dimana awalnya masyarakat setempat yang notabennya merupakan petani dan nelayan memanfaatkan limbah sagu yang berada di lingkungan mereka.
Untuk proses pembuatan pupuk organik ini hanya membutuhkan bahan sederhana seperti sisa limbah sagu, rumput, batang pisang dan cairan penghancur. Setelah semua bahan dicampurkan akan didiamkan kurang lebih selama satu bulan.
Baca Juga: Permintaan Bawang Merah Tinggi, BI Dorong Budidaya tanpa Pupuk
Agar memperoleh hasil yang lebih baik, selama 5 hari sekali harus dilakukan pengecekan terhadap campuran tersebut. Nantinya setelah menjadi pupuk organik, selanjutnya akan dikemas dan dipasarkan pada sejumlah daerah di Papua Barat.
Per bulannya pupuk organik ini dapat diproduksi hingga mencapai 3 ton. Untuk satu plastik berukuran 5 kilogram dijual dengan harga Rp 35.000, hingga saat ini pemasaran pupuk organik ini masih dilakukan secara online.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.