YOGYAKARTA, KOMPAS.TV- Tim relawan Palang Merah Indonesia (PMI) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), butuh perjuangan ekstra untuk memakamkan jenazah pasien Covid-19.
Luasnya wilayah dan sulitnya medan di Gunungkidul menjadi tantangan tersendiri bagi tim relawan.
Apalagi permakaman di Gunungkidul banyak yang berlokasi di atas bukit.
Aksesnya sulit ditembus ambulans, jadi tim relawan harus berjalan kaki menuju ke sana sembari menggotong peti jenazah.
"Pernah kami harus menaiki lebih dari 50 anak tangga saat pemakaman di Tanjungsari dan itu dilakukan malam hari," ujar Kepala PMI Gunungkidul, Iswandoyo, Kamis (24/6/2021).
Baca Juga: Update Covid-19 di Gunungkidul: Beberapa Klaster Baru Bermunculan
Persoalan waktu juga kerap menjadi kendala yang melanda tim relawan.
Sebab, mereka harus selalu siaga mengingat pemakaman tidak mengenal waktu, bisa malam, siang,
atau pagi hari.
Keterbatasan tenaga dan kondisi medan yang lumayan sulit, ia pun memberikan pelatihan pemulasaraan dan pemakaman ke seluruh kecamatan dan sebagian desa di Gunungkidul.
Pelatihan ini menyasar relawan dan tim gugus desa serta pedukuhan.
"Kami beri pelatihan seputar prosedur pemakaman dengan protokol Covid-19, kalau tahu ilmunya, maka tahu cara yang aman dan benar," ucapnya.
Ia juga meminta kepada masyarakat di Gunungkidul untuk tidak mudah percaya dengan informasi berantai di media sosial yang cenderung tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Setiap kebijakan yang berkaitan dengan Covid-19 memang berubah secara cepat dan masyarakat diminta untuk mengikutinya demi kebaikan bersama.
Baca Juga: 12 Santriwati Terinfeksi Covid-19, Pondok Pesantren di Gunungkidul Jadi Klaster Baru
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.