POHUWATO, KOMPAS.TV – Petani di Kecamatan Buntulia dan Duhiadaa, Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo melaporkan menderita gatal-gatal selama beberapa pekan terakhir usai bertani.
Gatal-gatal itu diduga karena air yang tercemar aktivitas penambangan emas masuk ke sawah mereka.
Hal itu didasarkan pada adanya aktivitas penambangan emas tanpa izin di wilayah Gunung Pani, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo.
Hal itulah yang ditakutkan berdampak terhadap kesehatan masyarakat.
Melansir dari laman Kompas.id, salah satu petani di Desa Buntulia Utara, Arlan Latif (35), mengalami gatal-gatal di kaki setelah turun ke sawahnya kira-kira dua pekan lalu setelah Lebaran.
Tampak bintul-bintul kecil di kakinya.
Seperti beberapa petani lainnya, kakinya pun luka setelah digaruk-garuk akibat gatal tak tertahankan.
”Sudah banyak yang mengalami gatal-gatal di dua kecamatan, bisa jadi ratusan orang. Baru-baru ini cuma hitungan jari, tetapi saya dan teman-teman petani lain juga sudah mengalami itu sejak musim tanam lalu, Oktober dan November (2020),” kata Arlan, Kamis (3/6/2021).
Air yang menggenang di sawah para petani tersebut berasal dari anak sungai cabang Sungai Marisa.
Dia memperkirakan, luasan sawah yang tercemar air penyebab gatal di Buntulia 100-200 hektar dari total 305 hektar sawah di kecamatan itu.
Baca Juga: Terjadi Longsor Tambang Emas di Solok Selatan Sumbar, 7 Tewas
Namun, hal itu tidak membuat petani berhenti turun ke sawah.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.