MEDAN, KOMPAS.TV – Seorang ibu meninggal dunia usai melahirkan bayi pertamanya. Bukan hanya nyawa sang ibu, sang bayi juga tak bisa diselamatkan. Diduga keduanya meninggal karena kelalaian tenaga medis.
Kisah ibu bernama Ripa Nanda Damanik, warga Kelurahan Binjai Serbangan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan itu, telah viral di jagat media sosial lewat curhatan hati dari keluarga pasien.
Rindu Aritonang (55) menjelaskan, menantunya meninggal saat melahirkan di Rumah Sakit Bunda Mulia, Kisaran. Ia menceritakan, saat tiba di rumah sakit, petugas medis mengatakan bahwa Ripa bisa melahirkan secara normal.
Dalam kondisi Ripa yang kesakitan, Rindu dan keluarganya meminta untuk segera ada tindakan operasi untuk sang menantu.
Namun, pihak rumah sakit meminta keluarga untuk menunggu. "Waktu sampai di rumah sakit itu kami sudah minta agar menantu kami ini dioperasi. Tapi, susternya bilang menantu saya ini masih bisa melahirkan normal," kata Rindu, Selasa (18/5/2021), dikutip dari Kompas.com.
Rindu dan keluarga juga mengungkapkan kekesalannya lantaran merasa semua petugas medis terkesan acuh tak acuh. Bahkan, menurut dia, beberapa suster yang berjaga sibuk dengan bermain ponsel.
"Susternya terlalu lalai, gila main handphone semua. Gara-gara itu semua, menantu dan cucuku meninggal dunia dibuat mereka," kata Rindu menahan tangis.
Baca Juga: Ibu dan Anak Meninggal karena Keracunan Oncom
Sementara itu, Jamudthar Sinaga mengatakan, istrinya itu sempat mengalami pendarahan hebat ketika di rumah sakit. Ketika darah bercucuran di lantai, Jamudthar pun mengambil kain untuk mengepel lantai.
"Itu darah istri saya keluar terus. Untuk darah di lantai pun saya yang bersihkan. Saya yang mengepel," katanya.
Saat kondisi istrinya kritis, barulah rumah sakit melakukan operasi. Nahasnya, usai operasi, anak pertama Jamudthar Sinaga meninggal dunia. Tak hanya itu, sehari kemudian istrinya juga meninggal.
"Kalau mereka cepat tangani, mungkin anak pertamaku ini tidak meninggal," ucap Jamudthar.
Keterangan Rumah Sakit
Sementara itu, pihak manajemen Rumah Sakit Bunda Mulia Kisaran mengakui adanya ibu dan bayi yang meninggal dunia setelah mereka tangani.
Menurut penanggung jawab Rumah Sakit Bunda Mulia Kisaran, dr Binsar P Sitanggang, kematian bayi dari Ripa Nanda Damanik karena solusio plasenta atau putusnya plasenta dari sang bayi saat berada dalam kandungan.
Meski mengalami solusio plasenta atau putusnya plasenta dari sang bayi, kondisi sang bayi saat itu dalam keadaan normal dan bagus. Sehingga, pasien tak perlu tindakan operasi karena kepala bayi mengarah ke bawah.
"Bagus dan normal. Berat bayi 2.850 gram, kemudian kepala mengarah ke bawah sehingga tidak perlu dilakukan operasi. Kami sudah menjalankan seluruhnya SOP sesuai dengan standar yang di atur WHO," kata Binsar.
Labih lanjut, ia menerangkan, sebelum dioperasi, kondisi bayi mengalami kemajuan yang cukup signifikan. "Bayinya maju beberapa senti dari bibir rahim. Namun, karena orang hamil, wajar ada namanya kontraksi, di mana perut terasa kejang," kata Binsar.
Terkait ribut-ribut dari pihak keluarga, Binsar mengatakan bahwa keluarga korban sempat memaksa masuk ke ruang pasien dan mengajak pasien melakukan jalan jongkok.
"Tidak masuk di akal seorang yang sedang hamil tua dibuat jalan sambil jongkok sejauh 5 meter selama 2 jam," katanya.
Menurutnya, hal tersebut membuat perut pasien mengalami kejang dan mengakibatkan solusio plasenta. Kemudian, saat dilakukan pembedahan, ditemukan memar akibat trauma akan benturan di perut pasien.
Baca Juga: Pilu, Tompi Ceritakan Kronologi sang Ibu Meninggal Akibat Kena Covid-19 saat Mudik
"Trauma, jadi terputus. Ada beberapa hal yang menyebabkan plasenta terputus, salah satunya trauma," ujarnya.
Sementara, soal kematian Ripa Nanda Damanik, Binsar mengatakan bahwa korban mengalami sakit kepala. "Sakit kepala, kemudian tidak berapa lama meninggal dunia," pungkasnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.