Kompas TV nasional humaniora

Siapa yang Paling Dipercaya dalam Isu Iklim? Eks Wamenlu RI Ini Punya Jawabannya

Kompas.tv - 10 November 2024, 05:15 WIB
siapa-yang-paling-dipercaya-dalam-isu-iklim-eks-wamenlu-ri-ini-punya-jawabannya
Foto ilustrasi. Aktivis lingkungan yang tergabung dalam Aliansi Perlawanan Perubahan Iklim melakukan aksi unjuk rasa di Jalan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (5/11/2021). Mereka meminta pemerintah melakukan aksi nyata untuk menghentikan krisis iklim global. (Sumber: KOMPAS)
Penulis : Gading Persada

KOMPAS.TV- Pada survei yang dilakukan Purpose dan Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) didapatkan hasil bahwa ulama merupakan tokoh yang paling dipercaya dalam isu iklim. Adapun FPCI merupakan sebuah lembaga atau komunitas kebijakan luar negeri di Indonesia yang baru-baru ini melakukan Survei Iklim Nasional yang berfokus pada responden dari kalangan tokoh Islam dan komunitas Muslim di Indonesia

Menurut Dino Patti Djajal, pendiri dan Ketua FPCI, penelitian kuantitatif dan kualitatif ini menggarisbawahi peran penting ajaran Islam dalam mendorong aksi iklim dan menunjukkan kesiapan komunitas Muslim dalam melakukan aksi-aksi bagi iklim.

"Dengan meningkatnya religiusitas global, termasuk di Indonesia, penting untuk menyelaraskan solusi iklim dengan ajaran Islam. Memahami hambatan dan kesenjangan adalah kunci, karena sudut pandang agama sangat penting bagi masyarakat Indonesia," papar Dino yang pernah menjadi wakil menteri luar negeri (Wamenlu) RI itu dalam siaran pers yang diterima Kompas.tv, Sabtu (9/11/2024).

Baca Juga: Pandangan Iklim BMKG 2025: Tidak Ada Anomali

Survei ini melibatkan 3.000 responden Muslim dan 100 tokoh agama Islam untuk menangkap persepsi, sikap, dan peran mereka dalam mendorong aksi iklim. Temuan utama riset antara lain adalah lapangan pekerjaan, kesehatan, dan kemiskinan masih menjadi tiga perhatian utama umat Islam, sementara isu lingkungan berada di peringkat ke-enam.

Namun demikian, para tokoh agama telah meyakini bahwa perubahan iklim dan kerusakan
lingkungan disebabkan oleh aktivitas manusia. Temuan ini menghadirkan perspektif baru dari berbagai penelitian sebelumnya yang cenderung menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia menyangkal krisis iklim sebagai akibat aktivitas manusia.

Dalam membahas isu iklim, pemuka agama (22%) merupakan pihak yang paling dipercaya oleh masyarakat, lebih tinggi dari aktivis lingkungan (19%), pemerintah nasional (11%) dan ilmuwan (9%). 

Hal ini menunjukan peran vital untuk melibatkan pemuka agama dalam menyuarakan isu lingkungan untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong aksi iklim di tingkat akar rumput. Survei ini juga menunjukan anggota legislatif berada pada urutan terakhir dalam tingkat kepercayaan masyarakat.

Baca Juga: Lewat Wakaf, Lembaga Ini Buka Potensi Pengelolaan Hutan yang Inovatif untuk Hadapi Krisis Iklim

"Selama 15 tahun terakhir, Purpose telah membangun gerakan dan partisipasi publik, termasuk di kalangan umat Islam. Kami percaya bahwa temuan ini akan menjadi dasar penting untuk memperkuat aksi iklim di Indonesia," tambah Longgena Ginting, Country Director Purpose Indonesia.

Dalam tiga tahun terakhir, FPCI juga telah membangun MOSAIC atau Muslims for Shared Action on Climate Impact, sebuah platform kolaboratif untuk mempertemukan berbagai pemangku kepentingan Islam dalam mendorong aksi iklim, termasuk mendorong dialog dan lobi dengan pemerintah untuk kebijakan yang lebih konkrit.

Dino Patti Djajal, pendiri dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) menyampaikan paparannya terkait hasil Survei Iklim Nasional di Jakarta, Jumat (8/11/2024). (Sumber: Dok. FPCI)

“Bagi kami kata kuncinya aksi dan kolaborasi. Walau data mengungkap bahwa masyarakat percaya kepada pemuka agama sayangnya seruan-seruan di masjid sangat sedikit yang menyentuh isu iklim, dalam riset kecil kami kurang dari 2% dakwah di masjid menyentuh topik ini," sambung akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Abdul Gaffar Karim.

Abdul Gaffar yang juga Steering Committee MOSAIC turut menanggapi tentang pendekatan yang perlu dilakukan untuk meningkatkan aksi iklim di kalangan umat Islam.

Baca Juga: Indonesia Ikut Andil Bentuk Aliansi Pendanaan Iklim Bagi Negara-Negara Berkembang

“Tindak lanjut konkrit seperti ini yang harus kita dorong misal dengan mendekati manajemen masjid seperti siapa yang menentukan ustaz, sehingga takmir masjid menjadi bagian pendekatan penting agar bisa memilih pemuka agama yang memiliki pengetahuan yang baik tentang lingkungan," tambah dia.

Adapun inisiatif yang telah dilakukan MOSAIC adalah penyelenggaraan Kongres Umat Islam untuk Indonesia Lestari, yang dihadiri oleh Wakil Presiden dan tokoh agama pada 2022. Kongres ini bertujuan untuk menunjukkan komitmen untuk mensinergikan kebijakan nasional dengan nilai-nilai religius Islam. 
Selain itu MOSAIC juga mengembangkan gerakan aksi iklim berbasis pendanaan Islam seperti Wakaf Hutan, Sedekah Energi, dan Bengkel Hijrah Iklim.


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x