TAPANULI SELATAN, KOMPAS.TV – Pencarian tehadap 10 korban hilang akibat longsor di PLTA Batang Toru, Tapanuli Selatan terus diupayakan oleh Tim SAR gabungan.
Menanggapi kejadian ini Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatera Utara mendesak untuk dilakukannya evaluasi terkait aktivitas proyek PLTA Batang Toru.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Utara Doni Latuparisa mengatakan, seluruh aktivitas proyek PLTA Batang Toru sebaiknya dievaluasi karena sudah memakan korban jiwa.
“Sejak awal kami terus mengingatkan pembangunan PLTA Batang Toru bisa menyebabkan bencana ekologis,” kata Doni.
Selain itu, Walhi Sumut meminta agar penyebab longsor itu dikaji oleh pemerintah apakah berhubungan dengan aktivitas pembangunan PLTA Batang Toru. Menurut Doni, longsor tersebut menunjukkan perusahaan tidak mempunyai langkah mitigasi bencana yang memadai. Selain bencana longsor, daerah itu juga sangat rawan bencana gempa.
Baca Juga: BNBP: Tiga Orang Meninggal Dunia Akibat Tanah Longsor di Batang Boru, Tapanuli Selatan
Adapun, Direktur Komunikasi dan Hubungan Eksternal PT NSHE Firman Taufick mengatakan, longsor terjadi di jalan proyek dan menimpa warung kopi yang berbatasan langsung dengan jalan itu. Firman menyatakan, mereka sudah meminta pemilik warung kopi itu untuk merekolasi warungnya agar terhindar dari dampak pembangunan.
Namun, lahan tempat warung kopi itu tidak dibebaskan oleh NSHE. ”Seharusnya tiga hari lagi perusahaan dan pihak pemilik warung akan membicarakan perpindahan lokasi,” kata Firman.
Baca Juga: Tim SAR Masih Kesulitan Menemukan 10 Korban Hilang Akibat Lonsor di PLTA Batang Toru
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.