Pertama, pendidikan Pancasila dan penanaman jiwa patriotisme serta nasionalisme harus dilakukan terus-menerus.
Artinya, perlu rumusan strategi pendidikan penanaman ideologi Pancasila yang sistematis dan berkelanjutan didukung dengan metodologi yang tepat dan kekinian sehingga mudah diterima generasi Y dan Z.
Kedua, perlu penyempurnaan kurikulum pendidikan nasional agar lebih membuka pikiran-pikiran kritis dan sikap inklusif peserta didik baik di jenjang pendidikan dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Selain peserta didik, penting bagi para guru dan dosen agar memiliki perspektif kebangsaan sesuai konsensus nasional.
Ketua For You Indonesia Subkhi Ridho terus mengampanyekan gerakan Indonesia Raya Bergema ke berbagai kalangan.
Ia akan menyosialisasikan gerakan ini ke sejumlah pusat perbelanjaan sekaligus uji coba untuk melihat respons khalayak.
Dalam UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan ada ketentuan yang menyebutkan bahwa publik yang berada di lingkup lagu kebangsaan diperdengarkan harus merespon dengan berdiri dalam sikap sempurna.
Disiplin sikap inilah yang hendak dikaji sebagai pemantapan gerakan Indonesia Raya Bergema.
Baca Juga: Aktivis Kebangsaan di Yogyakarta Tawarkan Konsep Indonesia Raya Bergema kepada Sultan HB X, Apa Itu?
Terpisah, Psikolog Musik dari ISI Yogyakarta Djohan Salim mengapresiasi rencana pemutaran lagu kebangsaan Indonesia secara berkelanjutan di ruang-ruang publik.
"Sebuah sikap dapat terbentuk dari pembiasaan yang diulang-ulang. Gerakan Indonesia Raya Bergema tepat kiranya dilakukan secara berkelanjutan untuk memperkokoh rasa nasionalisme masyarakat," ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.