PEKANBARU, KOMPAS TV - Seorang pria bernama Nur Sayuti nekat menutup jalan umum dengan tembok di perumahan RT 01 RW 01 Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau.
Tak tanggung-tanggung, Sayuti mendirikan tembok batu bata setinggi 2,5 meter. Alhasil, bangunan tersebut menutup jalan. Warga atau kendaraan lain karena itu kini tidak bisa lagi melintas.
Rahmat, Ketua RW 01 di perumahan itu, mengatakan tembok batu bata yang dipasang Sayuti sudah empat hari berdiri dan menutupi jalan.
Baca Juga: Tembok Beton yang Tutup Rumah Warga di Ciledug Dibongkar, Pemkot Tangerang Kerahkan Alat Berat
Menurut informasi yang didapat Rahmat, bahwa tanah yang dibangun tembok batu bata itu diklaim milik Sayuti.
"Sudah tiga hari jalan ditutup. Dia (Sayuti) mengklaim tanah jalan itu miliknya," kata Rahmat dikutip dari Kompas.com pada Jumat (16/4/2021).
Tanah itu, kata Rahmat, diklaim Sayuti milik istrinya bernama Dian Sukma yang bekerja di Sekretariat DPRD Kota Pekanbaru.
Namun, tanah itu dulu dibuat jalan sebagai akses keluar masuk perumahan dan untuk menuju jalur dua Jalan Kaharuddin Nasution. Menurut Rahmat, jalan itu sudah diaspal sejak 13 tahun yang lalu.
Rahmat menceritakan, kronologi jalan itu sampai dipasangi tembok batu bata oleh pria yang merupakan pensiunan Bea Cukai itu
Berawal ketika Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru memasang traffic light atau lampu merah di ujung jalan di pertigaan Jalan Kaharuddin Nasution dengan Jalan Pasir Putih.
Baca Juga: Khawatir Pemilik Lahan Protes, Tembok Beton yang Dibongkar di Ciledug Dijaga Polisi dan TNI
Karena pemasangan lampu merah itulah, Sayuti yang mengklaim memiliki tanah itu marah lantaran pihak Dishub dianggap tidak meminta izin kepada Sayuti.
"Dia marah kenapa orang Dishub tidak minta izin pasang lampu merah di simpang jalan itu. Karena itu tanah dia," ucap Rahmat.
Namun bukan hanya alasan itu saja Sayuti memutuskan mendirikan tembok. Ada penyebab lainnya yakni ketika Sayuti keluar rumah dengan mobilnya tiba-tiba diklakson pengendara lain dari belakang.
"Waktu itu dia (Sayuti) marah-marah diklakson hingga terjadi macet. Dia bilang 'ini tanah saya, jalan saya, kamu mau apa', katanya ke pengendara lain," kata Rahmat.
"Kata pengendara yang melintas, kalau itu tanah bapak tutup saja jalannya. Rupanya memang dibuktikan dan ditutupnya jalan itu."
Namun, menurut Rahmat, jalan tersebut merupakan jalan umum. Berdasarkan sertifikat tanah, batasnya adalah jalan.
"Tapi saya tidak tahu tanah dia apakah dibikin jalan atau dibikin tanah dia semuanya (dalam sertifikat). Tapi kami belum lihat surat tanah yang aslinya," kata Rahmat.
Baca Juga: Tembok Beton yang Sempat Hebohkan Warga Ciledug Akhirnya Dibongkar Paksa Aparat
Terkait hal itu, Rahmat menuturkan, sudah berkoordinasi dengan lurah dan aparat lainnya di Kelurahan Penghentian Marpoyan.
Waktu itu, kata Rahnat, Sayuti hanya memperlihatkan surat tanah yang sudah lama. Namun, dia mempertanyakan sikap Sayuti yang tidak komplain dari dulu.
"Kalau memang itu tanah dia, kenapa tidak dari dulu komplain. Kenapa baru sekarang. Jadi masyarakat di sini jadi resah," kata Rahmat.
"Saya sudah melarang menutupnya, tapi dia tidak mau. Saya tak bisa buat apa-apa sebagai ketua RW."
Sebelumnya diberitakan, jalan umum di perumahan warga di RT 01 RW 01 Kelurahan Penghentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru, Riau, ditutup tembok, Kamis (15/4/2021).
Padahal, jalan tanpa itu merupakan salah satu akses warga untuk menuju jalan Kaharuddin Nasution, yang juga jalan lintas Sumatera.
Sudah sangat banyak pengendara sepeda motor dan mobil yang terlanjur masuk ke jalan itu, karena tidak tahu sudah dipasang tembok.
Wawan (40), salah seorang pengendara sepeda motor terpaksa putar balik.
Baca Juga: Kisah Pemilik Rumah yang Ditutup Tembok Beton, Anak-anak Harus Panjat Dinding Kawat Berduri
"Saya kaget kok jalannya ditutup. Saya terpaksa balik lagi," ujar Wawan dikutip dari Kompas.com.
Wawan mengaku tidak tahu orang yang menutup jalan itu. Namun, Wawan kesal melihat jalan umum tersebut ditutup.
"Ya, kesal lah. Ini kan jalan umum kenapa ditutup," kata Wawan.
Seorang pengendara ojek online, Rian (24) juga kesal terlanjur melintas di jalan tersebut. Padahal, dia sedang buru-buru untuk menjemput orderan.
"Menurut saya orang yang menutup jalan ini namanya pembodohan. Ini kan jalan umum, saya biasanya lewat di sini. Sekarang tahunya sudah dipasang tembok," kata Rian dengan nada kesal.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.