Umar pun langsung pulang. Sesampainya di rumah, ia melihat sejumlah aparat sedang melakukan penggeledahan. Umar mengaku tidak tahu pasti apa yang didapat polisi dari penggeledahan itu.
"Menurut Ketua RT yang menjadi saksi penggeledahan, katanya ada pistol," kata Umar.
Umar menjelaskan, selama ini tidak ada yang aneh dengan keseharian menantunya.
Baca Juga: Polisi Belum Bisa Pastikan Korelasi Terduga Teroris dengan FPI: Tim Masih Mendalami
Menurut dia, N setiap hari berbaur dengan warga seperti menghadiri undangan hajatan maupun kenduri.
Namun, ia mengakui N lebih banyak beraktivitas di Desa Kemloko, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, tempat asalnya.
"Paling pagi main sama anaknya, menjelang sore dia ke Blitar. Aktivis di sana saya tidak tahu," kata Umar.
Umar mengatakan, N tidak pernah bercerita mengenai aktivitasnya di luar rumah. Selain itu, N juga tidak pernah menerima tamu di rumahnya.
Baca Juga: 6 Tewas Usai Angkatan Udara Myanmar Kembali Lakukan Pengeboman di Pedesaan Suku Minoritas Karen
Yang diketahui Umar, N punya sebuah dum truk. Sikapnya selama ini, kata Umar, juga ramah dan halus.
"Menurut saya, dia malah orang yang halus," ujar Umar.
Selanjutnya, Umar mengatakan, N juga pernah bekerja di Korea Selatan selama 8 tahun.
Densus 88 menangkap Umar saat keluar bersama istri dan anak keduanya. N kemudian dibawa ke rumahnya, sementara Densus 88 melakukan penggeledahan.
Baca Juga: Polisi Belum Bisa Pastikan Korelasi Terduga Teroris dengan FPI: Tim Masih Mendalami
Dari perangkat desa yang menjadi saksi penggeledahan tersebut, ada dua pistol dan satu senjata tajam yang ditemukan Densus 88.
Selain itu, ditemukan pula 8 peluru aktif dan satu peluru kosong.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.