SUBANG, KOMPAS.TV - Seorang miliarder asal Subang, Jawa Barat menarik perhatian warganet karena kekayaannya. Laki-laki ini berjuluk “King of King” atau raja dari raja.
Nama miliarder ini adalah Sughandi. Ia berasal dari Kampung Karokrok, Kecamatan Patokbeusi, Kabupaten Subang.
Sughandi memiliki mobil yang berlapis emas dan berlian. Kap mobil itu bertuliskan julukan dirinya “King of King”.
Baca Juga: Diberi Makan Sampah oleh Pengunjung, Taman Safari Ungkap Keadaan Kuda Nil
Ia juga membangun musala sendiri. Tak tanggung-tanggung, pembangunan musala mewah ini menghabiskan dana sebesar Rp11 miliar.
Pembangunan musala itu menggunakan dana sebesar itu karena musala itu pun berlapis emas.
“Yang membuat mahal itu hampir semua menggunakan material dari luar. Yang di atas (plafon) bentuk bintang itu merupakan campuran dari emas," ungkap Sughandi.
Kepada wartawan yang mengunjungi kediamannya, Sughandi mengaku emas itu pembangunan musala itu adalah emas asli.
Musala itu pun terdiri dari material marmer. Sughandi memesan material khusus bangunan musala itu dari Tulungagung, Jawa tengah.
Namun, Sughandi seperti memiliki pohon uang. Ia menghadiahi 60 kuli yang mendirikan bangunan itu dengan motor. Masing-masing orang mendapat satu unit motor.
Hadiah ini belum termasuk upah harian.
"Setelah selesai pembangunan, saya belikan mereka semua sepeda motor. Seorang diberi satu motor,” tutur Sughandi.
Baca Juga: Babak Baru Kasus BCA Salah Transfer Rp 51 Juta, Ardi Pratama akan Laporkan Balik Nur Chuzaimah
Sughandi mengaku pembangunan musala itu selesai dalam waktu dua tahun.
“Musala ini dibangun tahun 2015 selesai tahun 2017," kata Sughandi yang sudah naik haji itu, dikutip dari Tribunnews.com.
Sughandi sengaja membangun musala itu dengan mewah untuk menghilangkan kepentingan duniawi.
"Saya mengibaratkan ketika kita memasuki musala itu agar menghilangkan semua kepentingan duniawi, karena kita akan berhadapan langsung dengan Sang Khalik (Pencipta)," jelas Sughandi.
Ia menamai musala itu “Mushala Darul Iman Attauhid".
Menurutnya, musala itu tidak ada keistimewaan khusus, sama seperti musala lainnya untuk beribadah.
Baca Juga: Truk Penuh Muatan Kayu Lakukan Oleng dan Zig-zag, Polisi Gerak Cepat Tangkap Sopir
"Untuk orang sholat, untuk orang taqarrub (mendekatkan diri pada Allah), jadi sebenarnya istimewa dan tidak istimewa itu tergantung kita niatnya, itu aja barangkali," ujar Sughandi.
Sughandi juga mendirikan yayasan Asmaan yang bergerak di bidang pengobatan tradisional untuk penderita gangguan jiwa.
Sughandi mengaku biaya pembangunan musala, sebagian besar ia peroleh dari warisan keluarganya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.