Klungkung, KOMPASTV - Inilah salah satu produksi kain tenun endek asli bali di desa sampalan kabupaten klungkun // para penenun atau tenaga terampilnya , rata-rata dari kalangan ibu rumah tangga dan usianya rata-rata diatas empat puluh tahun . Dimana satu orang penenun dalam sehari hanya mampu menyelesaikan maksimal satu kali ukuran kain atau sekitar dua meter , dan itupun tidak bisa berkerja maksimal setiap hari/ lantaran banyak ada kegiatan upacara dan mengurus rumah tangga .
Salah satu pengusaha endek I Wayan Suartika di desa sampalan klungkung mengatakan, sudah mendorong pemerintah untuk menciptakan tenaga-tenaga terampil utamanya dari kaula muda. Bahkan wayan siap mendidik para anak muda untuk belajar menenun dan siap menampung tenaga kerja untuk menjadi penenun profesional ,
namun demikian / pihaknya optimis kerajinan endek bali akan tetap eksis .
Salah satu penenun ketut suwi mengaku tidak bisa maksimal menenun lantaran selain usia sudah tua / juga banyak kegiatan upacara adat . Dalam sekali tenun atau dari pagi hingga sore bisa menghasilkan sekitar dua meter kain , dengan upah hanya rp 40 ribu.
Sementara pemerintah daerah klungkung dalam hal ini dinas perdagangan dan perindustrian menyatakan selama pandemi covid-19 ini terjadi penurunan hingga 75 persen, utamanya produksi tekstil dalam hal ini kain endek dan kerajinan dari logam .
Namun dengan keluarnya aturan baru menggunaan kain endek untuk pakaian kerja pemerintah daerah dan pihak swasta , terlebih saat ini klungkung menggunakan endek tiga kali seminggu. Saat ini pemeerintah daerah tengah menyiapkan kalangan muda untuk berlatih menenun dengan membentuk pemuda kreatif center , untuk membangkitkan kembali kain tradisional bali jenis endek.
#kainendek #endekbali #kaintenunbali
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.