GROBOGAN, KOMPAS.TV - Kisah Kusmiyati, seorang warga Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah menjadi korban penipuan dengan iming-iming status PNS beredar di media sosial. Karena penipuan itu, ia hanya bisa menangis karena harus membayar utang di bank sebesar Rp200 juta.
Semuanya bermula pada 2015 saat seorang tetangganya di Desa Panunggalan, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan berjanji akan menjadikan putri Kusmiyati sebagai bidan berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS).
“Saya awalnya diiming-imingi oleh Abdul Muiz, salah satu perangkat desa di kampung supaya menitipkan anak saya ke Pak Mustamir seorang kontraktor yang juga tetangga saya. Katanya bisa menjadikan anak saya bidan PNS di Solo,” tutur Kusmiyati, dikutip dari Kompas.com.
Baca Juga: Terbongkar Penimbun Minyak Tanah Subsidi, Dijual Online dengan Harga Tinggi
Namun, ia harus membayar uang terlebih dahulu untuk memuluskan penerimaan kerja anaknya. Kusmiyati pun berutang ke bank.
Ia mengaku, kini memiliki utang Rp200 juta. Kusmiyati membayar utang itu dengan cara mencicil Rp5,3 juta tiap bulan selama lima tahun.
Akan tetapi, Kusmiyati tak kunjung mendapat kejelasan soal kesepakatan itu. Padahal, ia sudah membayar uang dengan bukti kuitansi bermaterai.
Nahas, uang itu malah dibawa lari oleh calo bernama Mustamir itu.
Kusmiyati kemudian melapor ke Polsek Panunggalan pada 2017. Namun, tak ada kejelasan meski ia telah berkali-kali mendatangi kantor polisi.
“Hingga saat ini saya juga belum mendapat kejelasan. Akhirnya saya minta bantuan pengacara untuk mendampingi. Dan saking jengkelnya saya sebar video curahan hati saya yang tertipu ini ke Instagram, YouTube dan lain-lain,” kata Kusmiyati dengan nada tinggi.
Baca Juga: Diterjang puting beliung, ratusan rumah di Demak rusak
Ia mengatakan, sebenarnya sudah banyak korban penipuan calo PNS. Namun, para korban sedikit yang berani mengaku.
“Sebenarnya banyak korbannya, namun mereka malu dan tidak mau masalah ini dibesar-besarkan. Bagaimana saya tahan, orang kecil seperti saya punya tanggungan utang sebanyak itu sejak 2015 tanpa hasil sepadan. Siapa sih yang tak ingin anaknya bekerja selulus kuliah," ujar Kusmiyati.
Namun, belakangan ada seorang korban lain berani melapor ke polisi karena terinspirasi oleh Kusmiyati.
“Namanya Sutikno, dia sudah menyerahkan Rp 85 juta dengan bukti kuitansi dan Rp 17 juta tanpa kuitansi. Uang itu diserahkan ke Pak Mustamir dan dijanjikan dijadikan guru PNS di Kabupaten Grobogan. Semoga lainnya yang tertipu segera nyusul dan tak malu untuk melapor. Saya berharap pelaku ditangkap dan diadili,” ungkap Kusmiyati.
Baca Juga: 23 Korban Longsor Tambang Emas Ilegal Dievakuasi, 6 Diantaranya Tewas
Kapolsek Panunggalan Iptu Ketut Sudiartha memastikan kebenaran laporan kasus dugaan penipuan dan penggelapan itu. Sudiartha mengatakan, pihaknya masih memproses kasus itu
“Kasus yang diadukan Ibu Kusmiyati saat ini masih ditindaklanjuti dalam rangka penyelidikan. Kami sudah berkali-kali mengundang terlapor untuk diklarifikasi tak ada respons dan ternyata informasinya berada di luar kota. Kasus ini pastinya akan kami tuntaskan jika terbukti benar,” kata Sudiartaha yang baru beberapa bulan menjabat sebagi Kapolsek Panunggalan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.