"Termasuk uang tunai sebesar PGK44,500 atau senilai IDR 177.862.198.58 Indonesian Rupiahs, dengan dalil bahwa barang milik Jubir TPBPB-OPM diambil oleh Kelompok Kriminal di lokasi setempat."
Menurut Sebby, ada anggota dari kelompok kriminal di kawasan Pasifik tersebut yang dikenalnya.
"Tetapi dalil dengan niat jahat ini telah ketahuan, karena dalam kelompok perampok itu, ada orang yang saya kenal," ujarnya.
Lebih lanjut, Sebby mengatakan, dengan situasi krisis yang telah dialaminya, maka semua pertanyaan wartawan dari berbagai media tentang Perang Pembebasan Nasional yang dilakukan Pasukan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat di seluruh wilayah Papua, belum terbalas hingga hari ini.
Baca Juga: Kantor Bupati Intan Jaya Diserang, TPNPB-OPM Klaim Tembak Seorang TNI
"Dengan demikian, saya Sebby Sambom sebagai Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat sampaikan permohonan maaf kepada semua pihak," katanya.
"Terutama kepada Pimpinan dan Pasukan TPNPB-OPM yang sedang Perang dengan Pasukan Kriminal Indonesia yaitu Tentara dan Polisi Indonesia."
Selain itu, Sebby Sambom juga menyampaikan permohonan maaf kepada pejuang Papua merdeka dari KNPB serta semua orang asli Papua yang turut berjuang.
"Dan saya juga sampaikan mohon maaf kepada semua Pejuang Papua Merdeka dari KNPB bersama rakyat, serta semua Orang asli Papua yang berjuang Papua merdeka di berbagai organisasi Perjuangan," ujarnya.
Baca Juga: Dua Prajurit TNI Tewas Saat Baku Tembak dengan KKB di Intan Jaya Papua
Setelah kejadian perampokan itu, Sebby mengaku masih bersembunhi di suatu kampung yang tidak ada listrik, jaringan telepon, bahkan internet.
"Sampai sekarang saya sembunyi di kampung yang tidak ada listrik, dan juga tidak ada jaringan telepon serta tidak bisa akses internet," ucapnya.
"Baru dua hari ini saya ke kota untuk informasikan kepada semua pihak, tentang situasi krisis yang dialami oleh Jubir TPNPB-OPM."
Ia pun menyayangkan sesama Orang Asli Papua yang sama-sama sebagai pejuang justru merampok pejuang lainnya.
Baca Juga: Sebelum Tewas Ditembak KKB, Anggota TNI Pratu Dedi Hamdani Sempat Telepon Ibunya Tapi Tak Diangkat
"Kami percaya bahwa hal ini akan terungkap setelah Papua merdeka penuh dari penjajahan Indonesia," ucapnya.
"Mohon advokasi semua pihak, dan terima kasih atas kerja sama yang baik. Kami butuh keadilan perdamaian dan kedamaian."
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.