SEMARANG, KOMPAS.TV - Dodo Budiman, perajin batik djago di kampung batik, Semarang, selama pandemi mengalami omzet penurunan hingga 75 persen. Hal itu lantaran sepinya turis wisata lokal maupun asing, yang terbiasa membeli batik.
Walaupun sepi ia tetap membuka usahanya,dengan mempertahankan batik tulis klasik miliknya. Ia tidak menjual karya batiknya dengan media daring, karena produksi batik dibuat dengan manual dan orisinal.
Karya batik tulis klasiknya, ia jual dengan harga tiga ratus lima puluh ribuan hingga jutaan rupiah. Motifnya Pun ia lukis sendiri dengan manual.
Selain bekerja memproduksi batik, kegiatan yang ia lakukan adalah bekerja sebagai pengajar,kepada siswa sekolah, maupun turis yang datang. Ia berharap, pandemi segera berakhir, dan masyarakat patuh protokol kesehatan, serta omzetnya kembali stabil.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.