JAKARTA, KOMPAS.TV - Tanggal 16 Agustus 1945 tidak kalah bersejarah dalam proses Kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajahan, yakni adanya peristiwa Rengasdengklok.
Peristiwa Rengasdengklok adalah ketika golongan muda Indonesia membawa Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat untuk mendesak agar Indonesia segera merdeka.
Tidak hanya itu, ada fakta lain dibalik peristiwa penculikan Soekarno dan Hatta. Rengasdengklok ternyata juga merupakan wilayah yang pertama kali merdeka.
Menjelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 RI ini, tidak ada salahnya untuk mengetahui sisi lain dari Rengasdengklok.
Berikut fakta-fakta Rengasdengklok yang dikutip dari berbagai sumber, Selasa (15/8/2023).
Baca Juga: 10 Pahlawan Nasional Pejuang Kemerdekaan, Wajib Tahu di HUT ke-78 RI 17 Agustus
Rengasdengklok adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Daerah ini menjadi bukti panjang sejarah kemerdekaan Indonesia.
Rengasdengklok menjadi lokasi golongan muda 'menculik' Soekarno dan Mohammad Hatta agar segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia karena Jepang sudah menyerah pada Sekutu.
Kecamatan ini dulunya mencakup beberapa kecamatan diantaranya Kecamatan Jayakarta, Kecamatan Kutawaluya dan Kecamatan Tirtajaya. Sebelum akhirnya tiga kecamatan itu berdiri sendiri menjadi kecamatan baru.
Kini, Rengasdengklok termasuk salah satu kecamatan dengan jumlah penduduk terpadat di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Rengasdengklok ternyata merupakan wilayah di Indonesia yang pertama kali merdeka, tapi bukan pada tanggal 17 Agustus 1945 namun sehari sebelumnya, 16 Agustus 1945.
Hal itu terungkap dalam ceramah berjudul "Tanggal 15 dan 16 Agustus 30 Tahun yang Lampau" oleh A. Latief Hendraningrat, Drs. Singgih BBA, dan H. Affan di Gedung Kebangkitan Nasional, Jakarta, Rengasdengklok pada 11 Agustus 1975, seperti dikutip dari Harian Kompas.
Latief Hendraningrat, pengerek bendera pusaka di Pegangsaan Timur 56, Jakarta, pada 17 Agustus 1945, dalam ceramah tersebut mengungkapkan kesaksiaannya bahwa pada 16 Agustus 1945 sekitar pukul 18.00 WIB, bendera Merah Putih telah berkibar di Rengasdengklok.
Latief tiba di Rengasdengklok bersama almarhum Dr. Muwardi, untuk mencari tahu bagaimana keadaan Bung Karno dan Bung Hatta yang diculik oleh golongan muda.
Sesampainya di Rengasdengklok, ia melihat tentara Jepang sudah menjadi tahanan.
"Saya melihat tentara Jepang yang ada di sana sudah ditahan. Rakyat, polisi dan pamong praja bersatu padu," kata Latief.
Sumber : Harian Kompas, Gramedia, Kompas.com
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.