JAKARTA, KOMPAS.TV - Setiap generasi muda harus mengetahui isi teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang menjadi momen bersejarah yang diperingati setiap tahunnya.
Seperti halnya kutipan yang pernah diucapkan presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno, "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarahnya".
Melansir umsu.ac.id, Selasa (25/7/2023), teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibaca oleh Soekarno tanggal 17 Agustus 1945, di kediamannya di Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi No.1) pada pukul 10.00 WIB.
Perjuangan bangsa Indonesia hingga teks proklamasi itu dibacakan sedianya tidak mudah. Pada 10 Agustus 1945, Soekarno, Hatta, dan Radjiman Wedyodiningrat diterbangkan ke Dalat, Vietnam, untuk bertemu dengan Marsekal Terauchi.
Mereka diberitahu bahwa pasukan Jepang berada di ambang kekalahan dan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
Pada tanggal 12 Agustus 1945, Marsekal Terauchi mengumumkan kepada Soekarno, Hatta, dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari.
Baca Juga: Lirik Lagu Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Ini Pencipta dan Sejarahnya
Dua hari setelah pertemuan di Dalat, saat Soekarno, Hatta, dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak Soekarno untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.
Namun, Soekarno belum yakin bahwa Jepang benar-benar telah menyerah dan proklamasi kemerdekaan pada saat itu dapat menimbulkan konflik yang besar.
Setelah Kaisar Hirohito menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Sekutu pada 15 Agustus 1945 akibat bom Hiroshima dan Nagasaki, golongan muda mendesak Soekarno untuk cepat memproklamirkan kemerdekaan.
Pada tanggal 16 Agustus 1945, peristiwa Rengasdengklok terjadi. Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, Wikana, Shodanco Singgih, dan lainnya membawa Soekarno, Fatmawati, dan Guntur (anak mereka yang baru berusia 9 bulan) ke Rengasdengklok.
Setelah peristiwa Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mereka bertemu dengan Mayor Jenderal Oosugi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang.
Nishimura mengemukakan bahwa Jepang harus menjaga status quo dan tidak dapat memberi izin untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan Indonesia seperti yang dijanjikan oleh Marsekal Terauchi di Dalat.
Soekarno dan Hatta menyesali keputusan tersebut dan menuju ke rumah Laksamana Maeda untuk melakukan rapat guna menyiapkan teks Proklamasi.
17 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, naskah proklamasi disusun oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo, dan disaksikan oleh Soekardi, B.M. Diah, Sudiro, dan Sayuti Melik.
Teks Proklamasi sebanyak dua alinea yang penuh dengan pemikiran ditulis oleh Ir. Soekarno lalu selesai dibuat 2 jam kemudian.
Setelah selesai disepakati, Sayuti Melik menyalin dan mengetik teks tersebut menggunakan mesin ketik milik Mayor Dr. Hermanto Kusumobroto (dari kantor perwakilan Angkatan Laut Jerman).
Setelah itu, naskah diserahkan kembali kepada Soekarno untuk ditandatangani yang kemudian dibaca pagi harinya.
Baca Juga: Ini Pengertian Malam Satu Suro, Sejarah, Makna dan Peringatannya
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.