Ada yang mengatakan, wonderkid satu ini mirip dengan Boas Salossa, legenda timnas yang juga jadi striker andalan saat masih belia. Ronaldo kwateh bisa saja jadi penerusnya.
Baca Juga: Meski Dipanggil Timnas Indonesia, Ketua Umum PSSI Ungkap Elkan Baggott Belum Tentu Datang
Rafli merupakan salah satu striker yang disukai Shin Tae-yong. Ia kuat, berani duel, dan tak segan menendang dari luar kotak penalti. Ia sempat membela timnas, tapi kalah bersaing saat di AFF 2020.
Rafli saat ini juga masih muda, baru 23 tahun. Secara permainan, Rafli mungkin akan cocok jika bermain melawan Timor Leste ke depan.
Hanis adalah tipe sriker modern yang gemar menjelajah lini tengah. Ia bukan striker yang statis di depan gawang, melainkan terus bergerak, dan tampaknya hal ini yang bikin Shin Tae-yong tertarik.
Hanis juga merupakan salah satu striker yang sering dipakai Shin Tae-Yong di AFF 2020 meskipun tidak mencetak gol. Usianya pun masih belia: 22 tahun.
Ia juga bisa menjadi opsi sebagai false 9 yang kerap dipakai Shin Tae-yong. Pemain nomor punggung 8 ini juga kerap lihai menyisir lini belakang lawan dengan pergerakan tanpa bola yang ciamik.
Sempat dianggap bermain buruk di AFF 2020, tampaknya Dedik masih jadi pilihan Shin Tae-yong. Ia sebenarnya striker yang dianggap paling pas dalam skema Shin Tae-yong.
Sayangnya, masalah utama striker Arema itu di soal eksekusi dan sedikit keberuntungan. Di gelaran AFF lalu, ia seperti bingung jika sudah di depan gawang.
Jika Dedik bermain sebagaimana permainannya di Arema, ia bisa menyegel posisi striker utama timnas.
Keempat striker di atas adalah tipe striker yang sesuai dengan kebutuhan Shin Tae-yong. Tinggal bagaimana juru taktik asal Korea Selatan itu memolesnya kembali dan jadi mesin gol, sesuatu yang ironisnya jadi problem timnas di era Shin Tae-yong.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.