Trio itu berperan penting bawa Real Madrid menjuarai Eropean Cup (kini Liga Champions) pertama sepanjang sejarah.
Setelah Kopa dan Puskas datang, Los Blancos menerapkan taktik menyerang yang sulit ditandingi di Eropa. Mereka pun sukses meraih lima titel Liga Champions beruntun, sesuatu yang belum bisa disamai hingga saat ini.
Pada masa jayanya, Real Madrid kerap menurunkan formasi 3-2-2-3 atau 3-2-5. Di Stefano menempati pos penyerang tengah, Gento di kiri, dan Kopa di kanan.
The trident of Di Stéfano, Puskas and Gento will long be remembered for Real Madrid's 1960 victory of 3-7 in Glasgow over Eintracht Frankfurt - considered by many as the greatest final in history.
— #AnimoRealMadrid (@RaulMadrid__7) February 14, 2018
Di Stefano scored a hat-trick & Puskas scored rest of the 4 goals in Glasgow. pic.twitter.com/bBBtIxLGsm
Sementara itu, Puskas dan Rial di atas kertas ditaruh di belakang Di Stefano. Namun, Di Stefano seringkali turun membuka ruang bagi Rial dan Puskas yang ganas di depan gawang.
Salah satu sorotan terbaik lini serang Real Madrid itu terjadi di final European Cup 1960, trofi terakhir dari lima kemenangan beruntun Los Blancos.
Waktu itu, El Real menghadapi wakli Jerman, Eintracht Frankfurt di Hampden Park, Skotlandia. Pertandingan ini umum dianggap sebagai salah satu pertandingan sepakbola terbaik sepanjang masa.
Sekitar 127.000 orang memadati Hampden Park untuk menyaksikan Madrid vs Frankfurt, masih menjadi rekor penonton terbanyak final Liga Champions hingga saat ini.
Lini serang Real Madrid menunjukkan keperkasaan mereka, terutama dua ikon utama Los Blancos, Alfredo Di Stefano dan Ferenc Puskas.
Melawan Frankfurt, Paco Gento dan kawan-kawan tampil trengginas. Mereka sukses menang 7-3 atas klub asal Jerman tersebut.
Semua gol Real Madrid dicetak oleh Di Stefano dan Puskas. Di Stefano hat-trick, Puskas quat-trick.
Di lain sisi, Paco Gento juga tampil impresif dalam laga ini. Melansir data Tranfsermarkt, ia mengemas hat-trick asis untuk dua gol Puskas dan satu gol Di Stefano.
Trisula penyerang Paco Gento, Alftedo Di Stefano, dan Ferenc Puskas umum dianggap sebagai trio striker terbaik di sepakbola, khususnya sepanjang sejarah European Cup/Liga Champions.
Anggapan tersebut rupanya diamini oleh France Football, media yang menginisiasi penghargaan Ballon d’Or.
Pada 2018, France Football menobatkan trio Gento, Di Stefano, dan Puskas pada musim 1959/60 sebagai trisula striker terbaik yang pernah berkiprah di Liga Champions.
Baca Juga: Kenang Johan Cruyff, Barcelona Bangun Stadion Baru
Trio itu mengalahkan trisula lain seperti Messi, Suarez, Neymar (Barcelona 2014/15); Ronaldo, Rooney, Tevez (Manchester United 2007/08), serta Cruyff, Keizer, dan Rep (Ajax Amsterdam 1972/73).
Partai fenomenal kontra Eintracht Frankfurt adalah salah satu alasannya. Sebelum memasuki final, Paco Gento dan kawan-kawan pun tampil impresif.
Real Madrid membantai Jeunesse Esch (Luksemburg) dengan agregat 12-2 di babak penyisihan. Kemudian melibas Nice (agregat 6-3) dan Barcelona (agregat 6-2).
Kini, trisula legendaris Real Madrid serta Hector Rial dan Raymond Kopa telah tiada. Di Stefano meninggal pada 2014, Puskas pada 2006, Rial pada 1991, dan Kopa pada 2017.
Setelah menunggu sekian lama, Paco Gento 'bereuni' dengan rekan-rekannya yang dulu sama-sama mematri sejarah kesuksesan Real Madrid.
HASTA SIEMPRE, GENTO. pic.twitter.com/EfD49VOKGV
— Real Madrid C.F. (@realmadrid) January 18, 2022
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.