TOKYO, KOMPAS.TV – Bagi sebagian besar atlet – di luar segelintir atlet Olimpiade bergaji super mahal seperti Kevin Durant dan Naomi Osaka, berlaga di tingkat elit macam Olimpiade bukan perkara gampang, terutama dari segi finansial. Ada banyak biaya yang harus dibayar, seperti ongkos peralatan, pelatihan, perawatan medis dan banyak lagi. Hingga, para atlet pun harus mencari dana tunai dari para sponsor atau dana hibah.
Namun, segelintir atlet terpilih yang kelak mampu berdiri di podium – ada 339 set medali yang diperebutkan dari 33 cabang olah raga – mungkin akan menyadari bahwa negara mereka bersedia mengganjar perjuangan berat mereka berlatih bertahun-tahun dengan bayaran sepadan.
Amerika Serikat (AS) misalnya, menghadiahkan USD37.500 (sekitar Rp541 juta) untuk setiap medali emas yang berhasil dibawa pulang atletnya di Olimpiade Tokyo. Plus, USD22.500 (sekitar Rp324 juta) untuk medali perak dan USD15.000 (sekitar Rp216 juta) untuk medali perunggu. Jumlah ini di luar hibah dan tunjangan lain seperti asuransi kesehatan.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo: Jamaika Sapu Bersih Medali Atletik 100 Meter Putri
Dan, besaran bonus itu meningkat dari Olimpiade sebelumnya di tahun 2016. Pada Olimpiade di Rio de Janeiro, Brasil itu, para atlet AS diganjar bonus sebesar USD25.000 (sekitar Rp361 juta) untuk emas, USD15.000 (setara Rp216 juta) untuk perak, dan USD10.000 (setara Rp144 juta) untuk perunggu.
Tuan rumah Olimpiade, Jepang, juga merogoh kocek dalam-dalam bagi para atletnya yang berjaya. Bonus yang diberikan yakni USD45.000 (setara Rp649 juta) untuk 1 medali emas, USD18.000 (sekitar Rp260 juta) untuk perak, dan USD9.000 (sekitar Rp130 juta) untuk perunggu. Bagi para anggota tim bisbolnya, Jepang juga menjanjikan tambahan bonus sebesar USD45.000 (Rp649 juta) jika mereka menang.
Tak setiap negara menawarkan hadiah untuk kemenangan di podium Olimpiade. Inggris, Selandia Baru dan Swedia, misalnya, tidak menyediakan bonus ekstra untuk perolehan medali para atlet mereka.
Baca Juga: 5 Fasilitas Olahraga yang Terbengkalai Setelah Gelaran Olimpiade Usai
Namun, banyak negara lain yang menawarkan bonus esktra yang lumayan. Selain AS dan Jepang, sejumlah negara lain seperti Australia, Brasil, Kanada, Finlandia, Portugal dan Swiss menghadiahkan bonus besar bagi para atlet mereka di kisaran yang sama, mulai USD15.000 (Rp216 juta) hingga USD60.000 (Rp866 juta).
Tapi ternyata, masih ada beberapa negara lain yang mengganjar kerja keras para atletnya dengan bonus gila-gilaan. Melansir Forbes pada Sabtu (31/7/2021), ini dia 10 negara yang menjanjikan bonus fantastis bagi para atlet pemboyong emas di Olimpiade Tokyo:
1) Singapura
1 medali emas = SD1.000.000 (Rp10,6 miliar)
1 medali perak = SD500.000 (Rp5,3 miliar)
1 medali perunggu = SD250.000 (Rp2,6 miliar)
2) Taiwan
1 medali emas = USD716.000 (Rp10,3 miliar)
3) Indonesia
1 medali emas = Rp5 miliar
Pada Olimpiade Rio 2016, Indonesia mengganjar atlet peraih medali emas – pasangan tim badminton ganda campuran Tontowi Ahmad dan Liliyana Natsir – dengan bonus Rp5 miliar. Seorang sumber menyebut, untuk Olimpiade Tokyo, bonus bagi atlet peraih medali emas setidaknya akan sama besar. Juara Olimpiade juga akan menerima tunjangan sekitar Rp20 juta setiap bulannya selama seumur hidup.
4) Bangladesh
1 medali emas = USD300.000 (Rp4,3 miliar)
1 medali perak = USD150.000 (Rp2,1 miliar)
1 medali perunggu = USD 100.000 (Rp1,4 miliar)
5) Kazakhstan
1 medali emas = USD250.000 (Rp3,6 miliar)
1 medali perak = USD150.000 (Rp2,1 miliar)
1 medali perunggu = USD75.000 (Rp1 miliar)
6) Malaysia
1 medali emas = USD237.000 (Rp3,4 miliar) + tunjangan bulanan USD1.200 (Rp17,3 juta)
1 medali perak = USD71.000 (Rp1 miliar) + tunjangan bulanan USD700 (Rp10 juta)
1 medali perunggu = USD24.000 (Rp346 juta) + tunjangan bulanan USD470 (Rp6,7 juta)
Sesuai Dekrit tahun 2016, atlet peraih medali di Paralimpiade juga akan menerima jumlah yang sama.
7) Italia
1 medali emas = USD214.000 (Rp3 miliar)
1 medali perak = USD90.000 (Rp1,3 miliar)
1 medali perunggu = USD60.000 (Rp866 juta)
8) Filipina
1 medali emas = 10.000.000 peso Filipina (Rp2,8 miliar)
Atlet angkat besi Hidilyn Diaz berhasil menyabet emas pertama Filipina pada Senin (26/7/2021), setelah absen prestasi Olimpiade selama 97 tahun. Selain bonus dari Komisi Olah Raga Filipina, Diaz juga dijanjikan tambahan Rp2,8 miliar. Dengan kontribusi Presiden Rodrigo Duterte, kota Zamboanga dan individu serta perusahaan, Diaz akan diganjar dengan 48,5 juta peso Filipina (Rp14 miliar), plus sebuah rumah, 1 unit kondominium, 1 mobil van dan penerbangan tak terbatas di dua maskapai. Wow!
9) Hungaria
1 medali emas = USD166.000 (Rp2,3 miliar)
1 medali perak = USD118.000 (Rp1,7 miliar)
1 medali perunggu = USD94.000 (Rp1,3 miliar)
10) Kosovo
1 medali emas = 100.000 Euro (Rp1,7 miliar)
1 medali perak = 60.000 Euro (Rp1 miliar)
1 medali perunggu = 40.000 Euro (Rp685 juta)
Para pelatih atlet juga akan mendapatkan setengah dari jumlah yang didapatkan para atlet.
11) Estonia
Estonia tidak mengganjar atlet peraih medali Olimpiadenya dengan bonus besar. Tapi, negara ini mendapat catatan khusus karena atlet peraih medali emasnya akan mendapat tunjangan sebesar 4.600 Euro (Rp78 juta) per tahun selama seumur hidup. Plus, tunjangan tambahan saat mereka mendekati usia pensiun.
Sumber : Forbes
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.