Para demonstran membawa poster, salah satunya bertulis “No se murió, lo mataron” atau “Ia tidak meninggal, mereka membunuhnya”.
Baca Juga: Warga Gaza Rayakan Gencatan Senjata Israel dan Hamas
Keluarga Maradona juga menuntut keadilan dan menuduh Luque sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab atas kematiannya.
Audio percakapan pribadi antara dokter dan orang-orang dari rombongan Maradona bocor ke media. Rekaman itu menunjukkan Maradona tidak dirawat dengan baik sebelum kematiannya.
Kejaksaan menunjuk dewan medis untuk memastikan ada tidaknya bukti pembunuhan dari tim medis Maradona.
Dewan tersebut mengungkapkan dalam sebuah laporan bahwa tim medis yang mengunjungi Maradona sebelum kematiannya bertindak dengan "tidak pantas, kurang dan sembrono" dan menelantarkan Maradona.
Dua perawat, seorang koordinator perawat, seorang dokter dan seorang psikolog juga termasuk dalam terdakwa pembunuhan tersebut.
Baca Juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Mengamuk, Tak Segan Rontokkan Gigi Musuh
Otopsi Maradona menetapkan bahwa Maradona meninggal dalam tidurnya karena edema paru akut dan penumpukan cairan di paru-paru. Hal ini disebabkan gagal jantung kongestif.
Laporan toksikologi tidak mendeteksi adanya alkohol atau zat ilegal, tetapi terdapat obat psikotropika dalam tubuh Maradona. Obat itu digunakan untuk mengobati kecemasan dan depresi.
Para terdakwa akan mulai menjalani persidangan pada 31 Mei.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.