“Begitu mudahnya, Brigjen Nugroho membuka red notice terhadap buronan kakap yang belasan tahun diburu Bangsa Indonesia ni,” kata Neta Pane melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Menurut Neta, ada dugaan suap di balik persekongkolan jahat melindungi terpidana kasus Bank Bali itu. Karenanya, harus diusut secara tuntas.
Adapun Brigjen Nugroho Wibowo selaku pihak yang telah menghapus red notice Djoko Tjandra harus dicopot dari jabatannya sebagai Sekretaris NCB Interpol Indonesia.
“Dosa Brigjen Nugroho Wibowo sesungguhnya lebih berat ketimbang dosa Brigjen Prasetijo utomo,” tutur Neta.
Baca Juga: Ternyata Surat Jalan Djoko Tjandra yang Dikeluarkan Brigjen Prasetijo Bukan untuk Sipil
Lebih lanjut, Neta menyampaikan ada dua lembaga di bawah naungan Polri yang diduga melindungi Djoko Tjandra untuk melenggang bebas di Indonesia.
Selain National Central Bureau (NCB) Interpol Indonesia yang berada di bawah Divisi Hubungan Internasional Mabes Polri, juga Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
“Kedua lembaga itu nyata-nyata melindungi Djoko Tjandra. Apa mungkin ada gerakan-gerakan individu dari masing-masing jenderal yang berinsiatif melindungi Joko Tjandra,”
Seperti diketahui, Brigjen Prasetijo Utomo selaku Kepala Biro Koordinasi dan Pengawasan PPNS Bareskrim Polri membuatkan surat jalan untuk Djoko Tjandra.
Baca Juga: Profil Pembuat Surat Jalan Djoko Tjandra, Brigjen Prasetijo Utomo Ternyata Pernah Gagalkan Reklamasi
Berbekal surat jalan itu, Djoko Tjandra sempat bepergian dari Jakarta ke Kalimantan Barat. Bahkan, Djoko Tjandra sempat pula bikin KTP elektronik di Jakarta Barat.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.