Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 238
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 238
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Kasus penyebaran virus corona (Covid-19) di Jawa Timur (Jatim) belum menunjukkan penurunan, malah semakin meningkat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun meminta agar pemerintah daerah di Jatim semakin serius dalam menekan angka pandemi tersebut.
Jokowi memberi waktu dua minggu bagi Pemprov Jatim untuk menurunkan laju penularan Covid-19.
Baca Juga: Ancaman Corona Masih Ada, Presiden Jokowi: Jangan Sampai Ada yang Merasa Normal-normal Saja!
"Saya minta dalam waktu dua minggu ini pengendaliannya betul-betul kita lakukan bersama-sama dan terintegrasi dari semua unit organisasi yang kita miliki di sini," kata Jokowi saat mengunjungi posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Gedung Grahadi, Surabaya, Kamis (25/6/2020).
"Baik itu di gugus tugas, baik itu di provinsi, baik itu di kota dan di kabupaten seterusnya sampai ke rumah sakit, kampung, desa, semuanya ikut bersama-sama melakukan manajemen krisis sehingga betul-betul kita bisa mengatasinya dan menurunkan angka positif tadi," sambung Jokowi.
Pernyataan Jokowi tersebut disampaikan di hadapan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.
Jokowi juga menyampaikan bahwa Jawa Timur saat ini menjadi provinsi dengan penambahan kasus harian paling tinggi di Indonesia.
Pada Rabu kemarin misalnya, dilaporkan ada penambahan 183 kasus positif. "Ini terbanyak di Indonesia, hati-hati ini terbanyak di Indonesia," kata Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta itu menyoroti secara khusus kondisi Surabaya Raya (Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, Kota Surabaya) karena menjadi penyumbang tertinggi kasus Covid-19 di Jawa Timur.
Ia meminta wilayah aglomerasi ini harus dijaga dan dikendalikan terlebih dahulu.
"Enggak bisa Surabaya sendiri, enggak bisa. Gresik harus dalam satu manajemen, Sidoarjo harus dalam satu manajemen, dan kota kabupaten yang lain. Karena arus mobilitas itu yang keluar masuk adalah bukan hanya Surabaya, tapi daerah juga ikut berpengaruh terhadap naik dan turunnya angka Covid-19 ini," ucapnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.