Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPASTV – Ketua Satuan Tugas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban menyarankan kepada apotek untuk tidak menjual bebas dexamethasone.
Hal ini untuk mengurangi penyalahgunaan obat setelah para peneliti Universitas Oxford, Inggris, menyatakan memiliki bukti kemanjuran obat golongan steroid ini untuk menyelamatkan pasien korona dengan gejala berat.
Menurut Zubairi, dexamethasone tidak berpengaruh pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan. Malahan, kata Zubairi pasien hanya mendapat efek samping dari obat.
Baca Juga: IDI Dorong BPOM Setujui Penggunaan Dexamethasone untuk Pasien COVID-19
Seperti muka jerawatan dan moon face atau muka bengkak, meningkatkan kader gula. Bahkan dapat menimbulkan Osteoporosis atau pengeroposan tulang jika penggunaan obat dexamethasone dalam jangka panjang.
"(Dexamethasone) salah satu obat yang memerlukan resep dokter. Namun kadang-kadan apotek memberi obat tanpa resep, ini juga harus diperingatkan kepada apotek bahwa dexamethasone harus dengan resep,” ujar Zubairi, saat dihubungi KompasTV, Kamis (18/6/2020).
Zubairi mengingatkan bahwa tidak semua pasien Covid-19 mendapat manfaat dari obat dexamethasone. Penggunaan dexamethasone hanya bermanfaat terhadap pasien berat dengan oksigen dan ventilator saja. Itu pun harus dengan pengawasan dokter.
Baca Juga: Mengenal Dexamethasone Diklaim Selamatkan Pasien Corona
Penelitian di Universitas Oxford, sambung Zubairi, memberi jangka waktu 10 hari penggunaan dexamethasone kepada pasien Covid-19 yang menggunakan oksigen dan ventilator.
Untuk pasein yang memiliki penyakit penyerta, misal Diabetes, disarankan tidak memakai kortikosteroid. Namun apabila diperlukan sekali, dapat diberikan jika dalam pengawasan tidak ada kontra indkasi mutlak.
“Penggunaan dexamethasone ini mulai harus dipikirkan, karena manfaatnya banyak dan inikan kondisi emergensi, menyebabkan kematian, jadi enggak perlu berfikir lama-lama untuk kali ini, jadi saya sarankan kalau kemudian disetujui oleh tim rumah sakit," ujar Zubairi.
Baca Juga: Obat Dexamethasone Sudah Dipakai di Indonesia, Bagaimana Hasilnya? Ini Kata Dokter
"Dan tim pom segera menanggapi ini dan memberikan izin pemakaian dexamethasone untuk pasien Covid-19 berat yang memerlukan oksigen ataupun yang memerlukan ventilator,” imbuhnya.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.