Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
JAKARTA, KOMPAS.TV - Ketika baru dua bulan bekerja di Bank Dunia (World Bank), ada pengalaman yang tak enak dirasakan Menteri Sri Mulyani.
Pengalaman kurang enak sewaktu baru menjabat Direktur Pelaksana Bank Dunia itu adalah persoalan stunting.
Baca Juga: Wapres JK Pantau Program Pencegahan Stunting di Puskesmas
Sri Mulyani bercerita, dia merasa dipermalukan oleh Presiden Bank Dunia kala itu Jim Yong Kim.
Kim yang juga seorang dokter menegur Sri Mulyani karena angka stunting Indonesia terbilang tinggi.
"Waktu saya di Bank Dunia saya dipermalukan soal stunting, karena Presiden Bank Dunia itu dokter. Negara kamu adalah salah satu tingkat stunting yang tertinggi di dunia. Saya bingung, saya bilang apa itu stunting," ujar Sri Mulyani dalam acara laporan Bank Dunia di Energy Building, Jakarta, Kamis (30/1/2020).
Sri Mulyani mengaku baru tahu pengertian stunting saat itu dan merasa malu karena tingkat stunting Indonesia saat itu mencapai 38%.
"Saya dipermalukan terus sama Jim Kim. Sri Mulyani kamu harus buat sesuatu untuk negara kamu. Padahal kan Bank Dunia mengurusi banyak negara, tapi saya disuruh urusin negara saya," tuturnya.
Sejak itulah Sri Mulyani ikut menaruh perhatian besar terhadap stunting di Indonesia yang diakibatkan kurang gizi.
Ia punya ide untuk berbicara dengan Jusuf Kalla (JK) yang saat itu menjadi Wakil Presiden untuk fokus membenahi masalah stunting.
"Kebetulan Pak Jusuf Kalla sering ke Washington DC. Saya bilang, Pak tahu nggak soal stunting. Bapak kan sudah dua kali jadi Wapres, jangan sampai susah dua kali, stunting tinggi. Sejak saat itu Pak Wapres perhatian terhadap stunting," katanya.
Menurut Sri Mulyani, kini semua pihak di Indonesia memiliki fokus terhadap stunting.
Baca Juga: Dokter Terawan Dipercaya Jadi Menkes Urus "Stunting" hingga BPJS
Pemerintah menargetkan dapat menangani stunting di 100 kabupaten di berbagai wilayah Indonesia.
Setelah digunakan bahasa stunting, hampir semua menggunakan stunting pula.
“Poin saya adalah Bank Dunia banyak masukan yang bagus untuk ciptakan kesadaran publik," Sri Mulyani menegaskan.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.