JAKARTA, KOMPAS.TV - Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala menyoroti kasus kekerasan seksual yang menjerat eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja.
Polisi mengatakan terdapat empat korban dalam kasus tersebut, tiga merupakan anak di bawah umur.
Adrianus menduga ada keterlibatan pihak lain dalam kasus kekerasan seksual tersebut.
"Ya mesti ya (ada pihak lain yang terlibat). Karena, bayangkan begini, pada saat yang bersangkutan sudah melakukan pelecehan terhadap anak-anak itu, dan kemudian menjualnya, dia tidak akan mengedarkannya dalam satu grup yang terbuka," katanya dalam Kompas Petang Kompas TV, Jumat (14/3/2025).
Baca Juga: Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Ditetapkan Jadi Tersangka
Grup tersebut, kata ia, tertutup dan dianggap aman oleh AKBP Fajar untuk menjual video kekerasan seksual tersebut.
"Grup itu pasti tertutup dan dianggap secure (aman). Kenapa? Karena pasti sudah melalui proses skrining terkait orang-orang yang menjadi anggotanya," ujarnya.
Sebab itu, Adrianus meyakini kasus tersebut tidak hanya melibatkan AKBP Fajar, dan ada jaringannya.
"Pasti, pasti (ada jaringan)," ungkapnya.
"Maka, dalam hal ini pihak kepolisian tidak boleh berpotensi hanya dialah yang terlibat, hanya dia yang menjadi pelaku satu-satunya," ucap Adrianus.
Baca Juga: Kasus Kekerasan Seksual Eks Kapolres Ngada, LPA NTT: Hukuman Seumur Hidup dan Kebiri
Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja ditangkap tim gabungan Propam Polri dan Bidang Propam Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Kamis, 20 Februari 2025.
Penangkapan tersebut atas dugaan AKBP Fajar melakukan kekerasan seksual dan penyalahgunaan narkoba.
Pihak Kepolisian menuturkan, AKBP Fajar telah melaukan pelecehan seksual terhadap empat korban, yang terdiri dari anak berusia 6 tahun, 13 tahun, dan 16 tahun, serta satu orang dewasa berinisial SHDR yang berusia 20 tahun.
Aksi bejatnya itu direkam dan videonya diunggah ke situs dewasa Australia. Polisi pun saat ini telah menetapkan AKBP Fajar sebagai tersangka.
Bagikan perspektif Anda, sumbangkan wawasan dari keahlian Anda, dan berkontribusilah dalam memperkaya pemahaman pembaca kami.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.