Severity: Notice
Message: Undefined property: stdClass::$iframe
Filename: libraries/Article_lib.php
Line Number: 241
Backtrace:
File: /var/www/html/frontendv2/application/libraries/Article_lib.php
Line: 241
Function: _error_handler
File: /var/www/html/frontendv2/application/controllers/Read.php
Line: 85
Function: gen_content_article
File: /var/www/html/frontendv2/index.php
Line: 314
Function: require_once
“Kita punya 74.800.000 desa di seluruh tanah air dan dana desa sudah mencapai Rp 70 triliun lebih per tahun. Ini perlu ada pengawasan agar memberikan hasil yang baik terhadap desa-desa di Indonesia,” ujar Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Jokowi menyatakan hal ini sesaat setelah memperkenalkan profil singkat Wakil Menteri Negara (Wamen) Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi untuk Kabinet Indonesia Maju (KIM) di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (25/10/2019).
Pernyataan tersebut menjadi tugas dari Wamen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Budi Arie Setiadi.
“Beliau (Budi Arie Setiadi) agar back up (bantu) Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam mengawasi dana desa,” kata Jokowi.
Sebelum menjadi Wamen Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, sepak terjang Budi Arie cukup panjang.
Ia diketahui memimpin kelompok relawan Pro Joko Widodo ( Projo), salah satu organisasi relawan terbesar pendukung Jokowi.
Pria kelahiran Jakarta, 20 April 1969 ini lebih dikenal sebagai relawan, aktivis, praktisi media sekaligus politikus.
Kiprahnya sebagai aktivis cukup panjang. Ia memulai aktivismenya sejak mahasiswa.
Misalnya, ia dipercaya memimpin gerakan mahasiswa sebagai Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) FISIP Universitas Indonesia tahun 1994 dan juga Presidium Senat Mahasiswa UI (1994/1995).
Ia pernah aktif mendirikan dan membina Forum Studi Mahasiswa (FSM) UI dan juga Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM ) UI.
Ia juga pernah aktif di pers kemahasiswaan dengan menjadi Redaktur Pelaksana Majalah Suara Mahasiswa UI pada tahun 1993-1994.
Kemudian ia pernah ikut mengelola Media Indonesia di tahun 1994-1996.
Saat Reformasi 1998, Budi mendirikan surat kabar Bergerak.
Bersama beberapa koleganya, ia pun ikut menjadi mendirikan Mingguan Ekonomi Kontan.
Di sana, ia menghabiskan karirnya sebagai jurnalis Kontan sejak tahun 1996 hingga 2001.
Dalam kariernya di bidang politik, ia pernah menjadi Kepala Balitbang PDI Perjuangan DKI Jakarta periode 2005-2010 dan juga Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta.
Kemudian, ia absen di dunia politik hingga mendirikan Projo pada Agustus 2013.
“Profil ini (Wakil Menteri), menurut saya, sudah sangat bagus untuk memperkuat Kabinet Indonesia Maju,” ungkap Jokowi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.