Kompas TV nasional humaniora

Banjir Besar Jakarta 1977: 100 Ribu Orang Mengungsi, Mobil Gubernur Tak Berdaya

Kompas.tv - 30 Januari 2025, 08:19 WIB
banjir-besar-jakarta-1977-100-ribu-orang-mengungsi-mobil-gubernur-tak-berdaya
Banjir Terbesar di Jakarta, hujan deras merata di seluruh Jakarta dari Rabu 19 Januari 1977 pagi hingga petang, mengakibatkan sebagian besar kota Metropolitan Jakarta kebanjiran. Ini merupakan banjir terbesar sejak tahun 1892. Sedikitnya 100.000 penduduknya mengungsi. Daerah paling parah menderita banjir akibat hujan lokal ini adalah tiga kecamatan di Jakarta Pusat, masing-masing Kecamatan Senen, Cempaka Putih, dan Gambir. 
(Sumber: Kompas/Dudi Sudibyo)
Penulis : Iman Firdaus | Editor : Desy Afrianti

JAKARTA, KOMPAS.TV - Banjir yang melanda Jakarta sejak Selasa malam (28/1/2205) menjadi rutinitas tahunan di awal tahun. Sebab hampir setiap memasuki tahun baru, warga metropolitan ini harus bersiap dengan luapan air dari setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa. Hingga menjelang memasuki usia 500 tahun, Jakarta belum bebas dari ancaman banjir. 

Tidak heran bila catatan sejarah dengan rapi mendokumentasikan bencana hidrometeorologi ini, termasuk Harian Kompas yang menurunkan laporan banjir besar yang terjadi pada 1977. Kala itu, reportase para wartawan dimuat di halaman satu dengan judul besar: "Seratus Ribu Penduduk Mengungsi". Banjir tahun itu dicatat terbesar setelah yang terjadi pada 1892 di zaman kolonial Belanda.

Artikel yang terbit pada edisi 20 Januari 1977 itu menggambarkan kesengsaraan warga Jakarta dampak banjir besar yang diawali hujan deras sehari sebelumnya. Daerah paling parah menderita ada di tiga kecamatan di Jakarta Pusat, yaitu Senen, Cempaka Putih dan Gambir.

Dari daerah tersebut tercatat 3.000 Kepala Keluarga (KK) mengungsikan diri. Di daerah Johar Baru 750 KK mengungsi ke kelurahan, di Bidaracina 110 KK, Cipinang Besar 1200 KK, Cakung 200 KK, Setiabudi 800 KK dan dari Pademangan 1000 KK.

Baca Juga: Wali Kota Jakarta Utara Targetkan Banjir Surut Sore Ini, Kerahkan Pompa untuk Sedot Air

Dalam peristiwa itu tercatat seorang warga meninggal akibat tertimpa tembok yang roboh di Bukitduri Puteran dan di Teluk Gong terdapat lima orang yang menderita luka-luka.

Menjelang sore jalan Thamrin dari Bunderan-airmancur ditutup untuk lalulintas, karena ketinggian air sudah mencapai satu meter. Lampu lalu lintas mati. Kendaraan-kendaraan yang terhambat banjir di tempat itu praktis tidak bisa maju maupun mundur. Akhirnya banyak kendaraan ditinggalkan oleh pemiliknya.

Banyak gelandangan yang memanfaatkan peristiwa itu dengan “menjual jasa” untuk mendorongkan mobil dengan imbalan jasa yang mahal. Bahkan ada yang minta dengan kekerasan jumlah ribuan rupiah, Rp3.000 untuk seorang pendorong. Para pemilik kendaraan banyak yang lapor mengenai hal ini. Mereka tidak berdaya karena jumlah para “penjual jasa” itu banyak sekali.

Bahkan mobil Gubernur Ali Sadikin juga tidak mampu menembus ketinggian air dan terpaksa mogok di depan gedung PLN. Taksi pasang tarif tinggi yaitu Rp1.500 untuk jarak dekat, dan tidak mau membawa penumpang kalau rutenya melintasi daerah banjir.

Di kawasan Thamrin air setinggi dada orang dewasa di depan Sarinah, hingga banyak kendaraan mogok. Kendaraan milik Kejaksaaan Tinggi DKI yang tengah mengangkut sejumlah tahanan juga kewalahan menghadapi banjir dan mogok di bawah jembatan penyeberangan depan Sarinah.

Sementara itu puluhan penduduk Setiabudi yang kebanjiran dengan ketinggian 2 meter, mencoba merusak sipon Pintu Air Setiabudi untuk mengurangi ketinggian air. Kalau ini terjadi, maka daerah Thamrin akan parah keadaannya.

Baca Juga: BMKG: Waspadai Banjir Rob di 12 Wilayah Pesisir Jakarta hingga 30 Januari 2025

Namun petugas langsung sigap. Pintu Air Manggarai terpaksa dibuka, karena air sudah terlalu besar dan Banjir Kanal tidak bisa dipaksakan menampung lebih dari 270 M3 per detik. Karena dibukanya pintu air itu, maka daerah Cikini pun terendam air minimum 50 Cm.

Terbesar  sejak 1892

Banjir yang terjadi pada 1977 itu disebut yang paling besar sejak tahun 1892. Menurut sample dari Manggarai, setelah hujan selama 10 jam itu tercatat ketinggian air 240 mm. Pada tahun 1892 curah hujan dalam 24 jam 286 mm. 


 




Sumber : Kompas TV




BERITA LAINNYA



FOLLOW US




Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.


VIDEO TERPOPULER

Close Ads x