JAKARTA, KOMPAS.TV - Sederet nama artis muncul sebagai pemenang dalam hitung cepat Pilkada 2024, seperti Rano Karno, Muhammad Farhan, Jeje Govinda, Lucky Hakim, Bobby Maulana, dan Ali Syakieb.
Kemenangan sederet figur artis dalam hitung cepat Pilkada 2024 ini menggambarkan bahwa sosok artis yang sudah populer berhasil mencuri perhatian masyarakat, dibandingkan sosok petahana (pemegang jabatan politik tertentu, yang sedang atau masih menjabat) atau sosok lain yang tidak familiar untuk masyarakat.
Baca Juga: Rekapitulasi Pilkada Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno Raih 50,07 Persen
"Ada karakteristik masyarakat, yang sebenarnya tetap, ketika mereka nggak mengenal calon siapa, atau petahana yang dalam tanda kutip itu zalim, maka kemudian dia tidak dipilih, dia memilih calon lain," jelas Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan di Universitas Padjajaran Prof. Muradi dilansir dari program Sapa Indonesia Pagi KompasTV, Jumat (6/12/2024).
Kecenderungan masyarakat untuk memilih orang yang dikenali, dalam hal ini adalah figur artis, tidak jarang dimanfaatkan untuk mengumpulkan suara.
"Tidak perlu mahal-mahal, untuk dalam tanda kutip misalnya, dengan money politik, mereka cukup dengan mendorong artis yang memang dianggap punya peluang untuk bisa menang," kata Muradi menanggapi soal diusungnya artis untuk menjadi calon kepala atau wakil kepala daerah.
"Tapi ada syaratnya," tambah dia.
"Syaratnya dia harus kemudian menjadi bagian dari koalisi yang sebenarnya itu ada dua, yang pertama adalah koalisi yang hampir menang, kedua koalisi yang kemudian dianggap dizalimi."
Baca Juga: Dilaporkan ke DKPP oleh Tim RK-Suswono, KPU Jakarta Tetap Lanjutkan Rekapitulasi Suara Pilkada
Muradi menyebut, ada kecenderungan masyarakat memilih figur artis yang sudah dikenal dapat terjadi karena dua alasan.
Pertama, karena figur artis tersebut sudah pernah berkecimpung di dunia politik sehingga mereka lebih mudah diterima oleh masyarakat, seperti pernah menjabat sebagai anggota dewan atau kepala/wakil kepala daerah sebelumnya.
Kedua, figur artis terpilih karena ada kejenuhan dalam masyarakat terhadap sosok-sosok yang lama atau petahana, kemudian sosok artis muncul sebagai nama baru, "Ketimbang yang lama nggak jelas, ya sudah memilih nama baru," ujar Prof. Muradi.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.