Menurut dia, ketika berbicara mengenai guru, kesejahteraan bukan satu-satunya persoalan. Ada juga masalah kualitas dan pengabdian untuk membangun negeri. Khususnya meningkatkan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang menjadi tanggung jawab bersama.
“Guru memiliki sejarah panjang mencerdaskan kehidupan bangsa, harta di kala serba keterbatasan. Itulah era guru pejuang seperti kisah heroik guru Laskar Pelangi,” tutur Haedar.
Dia juga menekankan bahwa peningkatan kesejahteraan guru harus terus diagendakan, namun mesti disertai dan dilandasi pengkhidmatan para guru sendiri. Ketika kesejahteraan ditingkatkan, kemampuan dan pengabdiannya pun mesti meningkat secara signifikan.
“Jangan sampai terjadi stagnasi dan kesenjangan orientasi. Kesejahteraan guru ditingkatkan tapi kualitas pendidikan Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Sebab sampai saat ini Human Development Index (HDI) serta Daya Saing Bangsa Indonesia ternyata masih di bawah enam negara tetangga. Inilah agenda bersama memajukan pendidikan Indonesia,” terang Haedar.
Selain itu, dia mengungkapkan agenda pendidikan dan guru harus lebih menyeluruh. Lebih dari sekadar kesejahteraan dan hal-hal administrasi instrumental. Yang juga tidak kalah penting adalah panggilan dan pengkhidmatan. Agar terjadi keseimbangan antara kesejahteraan dan kualitas pendidikan Indonesia ke depan.
“Menjadi guru itu sejatinya sebuah panggilan (calling) untuk mendidik anak negeri menuju pencerdasan kehidupan bangsa. Seperti para pejabat publik, mengejar sejahtera tidak akan ada habisnya bila tanpa panggilan untuk berkhidmat majukan negeri."
"Tidak sedikit pejabat di negeri ini sudah sejahtera bahkan berkemakmuran. Tapi di antara mereka masih dahaga korupsi dan gratifikasi. Hingga ada yang menyimpan uang haram di rumahnya sampai satu triliun rupiah. Sungguh ngeri dan mungkin hanya ada di negeri ini,” ucap Haedar.
Baca Juga: Lirik Lagu Hymne Guru, Terima Kasih Guruku, dan Mars PGRI untuk Peringati Hari Guru Nasional 2024
Karenanya, kata dia, panggilan pengkhidmatan menjadi pendidik anak bangsa niscaya diletakkan di atas segalanya. Disertai usaha meningkatkan kesejahteraan guru, lebih-lebih mereka yang bertugas di daerah terdepan, terjauh, dan tertinggal.
“Guru tetaplah hadir sebagai panggilan pengkhidmatan. Menjadi sosok teladan bangsa yang digugu dan ditiru. Menjadi pendidik sejati yang mengantarkan anak-anak negeri menjadi tuan di negerinya sendiri. Selamat Hari Guru! Salam hormat tertinggi kami untuk para pendidik anak negeri nan sejati!” tutup Haedar.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.