JAKARTA, KOMPAS.TV – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar Sarmuji buka suara mengenai kemungkinan pemberian sanksi kepada delapan kader partai politik (parpol) anggota Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang mendukung pasangan cagub-cawagub Jakarta, Pramono Anung-Rano Karno, yang diusung PDI Perjuangan (PDIP).
Sarmuji mengatakan masing-masing parpol yang menaungi kedelapan kader itu akan melakukan penertiban.
“Pasti nanti masing-masing partai akan menertibkan, tetapi konsentrasi kita sebenarnya bukan mengurusi orang yang tidak setuju yang jumlahnya kecil itu,” jelasnya dalam dialog Kompas Petang Kompas TV, Kamis (31/10/2024).
“Konsentrasi kita justru akan menggerakkan orang yang jumlahnya besar sekali yang sudah setuju terhadap Ridwan Kamil-Suswono,” imbuhnya.
Ia menambahkan, KIM memiliki 91 anggota di DPRD Provinsi DKI Jakarta, yang semuanya memiliki basis konstituen jelas, dengan suara yang sangat besar.
Baca Juga: 8 Anggota dari 6 Parpol KIM Plus Dukung Pramono-Rano, Golkar Sarmuji: Akan Ditertibkan
“Misalnya itu digerakkan secara maksimal, maka akan ada tambahan suara yang sangat besar.”
“Jadi, yang kecil biarlah kalau memang tidak bisa diurusi ya tetap kita tertibkan. Tetapi konsentrasi kita bukan di situ, tetapi justru menggerakkan orang yang jauh lebih besar jumlahnya,” tuturnya.
Saat ditanya bagaimana dengan kader Golkar yang mendukung pasangan Pramono-Rano, ia menyebut akan ditertibkan.
“Saya tidak tahu itu orang Golkar, kelihatannya ada yang berbaju kuning tapi saya nggak tahu itu caleg atau bukan. Tetapi siapa pun itu, andai ada orang Golkar, pasti akan kita tertibkan.”
Diketahui, KIM Plus mengusung pasangan Ridwan Kamil-Suswono sebagai cagub dan cawagub di Pilkada Jakarta 2024.
Sebelumnya diberitakan, tujuh kader parpol anggota KIM Plus menyatakan dukungan kepada pasangan Pramono-Rano.
Ketujuh kader parpol tersebut merupakan mantan calon anggota legislatif (caleg) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Mereka adalah Muhammad Ishaq dan Abdul Hakim dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Ahmad Syukri dan Okto Fudin dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kemudian, Nafiudin dari Nasional Demokrat (NasDem), Ahmad Faisal dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), dan Riko dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca Juga: Beda Tanggapan Golkar & PDIP soal 8 Politisi dari 6 Partai KIM Plus Dukung Pramono-Rano
Ahmad Syukri menyebut mereka mendukung Pramono-Rano tanpa sepengetahuan partai mereka masing-masing.
Meski demikian, ia mengaku sudah siap dengan sanksi yang mungkin akan dijatuhkan kepada mereka.
"Begini ya, kalau setiap keputusan kan pasti ada pro dan kontra. Kalau ada sanksinya ya saya kira itu pasti ada. Cuma kan nanti kita pasti dipanggil dan itu akan kami berikan penjelasan," jelasnya, Kamis (31/10/2024), dikutip Kompas.com.
Ia juga menyebut mereka merupakan mantan caleg pada Pileg 2024, dan saat ini meneruskan aspirasi masyarakat yang memilih mereka.
“Bahwa sebagian besar itu menitipkan amanat suaranya untuk membantu memenangkan Pak Pram (Pramono Anung) dan Bang Doel (Rano Karno)," kata Ahmad Syukri.
Sumber : Kompas TV
Gabung ke Channel WhatsApp KompasTV untuk update berita terbaru dan terpercaya.